Paser (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Paser Syarifah Masitah Assegaf melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) ke Pasar Induk Penyembolum Senaken, Tanah Grogot untuk mengecek ketersediaan sembilan barang kebutuhan pokok (sembako) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Sidak ini untuk memastikan stok bahan kebutuhan pokok serta kestabilan harga," kata Masitah di Tanah Grogot, Selasa.
Wabup Paser sidak bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mendatangi sejumlah lapak pedagang sekaligus berdialog langsung dengan para pedagang.
Berdasarkan hasil sidak yang dilakukan, ada beberapa komoditi mengalami kenaikan yaitu beras, minyak goreng, telur, bawang putih, dan ayam potong. Sementara terigu maupun kedelai harganya masih stabil.
"Ayam potong ada kenaikan, dari kisaran Rp5.000 sampai Rp10.000 per ekor," kata Masitah.
Dia memperkirakan dalam sepekan ke depan harga barang kebutuhan pokok tersebut akan kembali mengalami peningkatan.
Namun, kata Masitah kenaikan harga tersebut hanya terjadi di tingkat pengecer, bukan di tingkat distributor.
"Harga di distributor masih aman, hanya ditingkat pengecer saja terjadi kenaikan. Mereka menaikkan harga dari Rp3.000 hingga Rp8.000 untuk bahan pokok," ucapnya.
Sementara untuk harga daging sapi tidak mengalami kenaikan dan masih stabil. Pasalnya, pedagang mengambil stok dari Rumah Potong Hewan (RPH). Harga daging sapi masih stabil, kemungkinan dalam seminggu ke depan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru harga bisa naik.
Masitah mengemukakan, stabilnya harga bahan pokok saat ini dan tidak mengalami kenaikan secara signifikan, oleh karena itu dirasa belum perlu dilakukan operasi pasar.
"Operasi pasar akan dilakukan jika harga sudah tidak terkendali lagi sehingga penanganan perlu dilakukan," katanya.
Dia memastikan stok barang kebutuhan pokok masih aman hingga empat bulan ke depan.
Masitah menuturkan, sidak pasar dilakukan guna menindaklanjuti arahan dari Kemendagri untuk melakukan pemantauan secara rutin.
"TPID mesti melakukan pemantauan secara rutin memastikan harga bahan pokok, terutama di 20 komoditas yang perlu dipantau. Pemantauan dilakukan seminggu sekali dan dilaporkan langsung ke pemerintah provinsi," tutupnya.