Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda Marnabas menuturkan bahwa pihaknya sepanjang tahun 2022 sudah menggelar pasar murah sebanyak 21 kali, tujuannya untuk menekan laju inflasi.
“Untuk menekan laju inflasi, kami kerap melaksanakan pasar murah menyediakan bahan pokok diantaranya gula, beras, minyak goreng, bawang, dan lainnya, kalau dihitung sudah menggelar sebanyak 21 kali,” kata Marnabas di Samarinda, Senin.
Ia menjelaskan, pasar murah digelar untuk menstabilkan harga barang kebutuhan pokok. Harga barang kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah harganya diturunkan berkisar 10 sampai 20 persen per item.
Hal itu, katanya dilakukan hanya sesekali, karena jika terlalu sering dioperasikan akan merusak persaingan pasar. Disamping itu juga anggaran untuk mensubsidi juga terbatas.
“Contohnya saat harga minyak goreng melonjak naik di pasaran karena kelangkaan, maka kami melakukan operasi pasar murah dengan harga pasaran Rp15 ribu per liter, kami jual dengan harga R 12 ribu per liter,” ucapnya.
Marnabas menyebutkan, operasi pasar murah yang digelar merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam mengatasi tingginya inflasi guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokoknya.
“Operasi pasar murah ini merupakan komitmen Pemerintah dalam menekan inflasi. Kami berharap hadirnya pasar murah benar-benar dapat membantu warga yang kurang mampu guna menjaga daya beli masyarakat dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Marnabas juga berharap kolaborasi dan sinergi antara Dinas Perdagangan dengan Perumda Varia Niaga sebagai pengelola gudang dan perusahaan grosir di Samarinda perlu diperkuat demi kesejahteraan masyarakat terutama yang kurang mampu guna menekan melonjaknya harga berbagai macam barang kebutuhan pokok di pasaran.
Perumda Varia Niaga (PVN) juga pada tahun 2023 membuka kemitraan ritel dengan kelurahan- kelurahan. Mereka berencana akan membangun mitra bisnis di setiap kelurahan dalam mendirikan Bebaya Mart.
“Saya atas nama Pemkot Samarinda sangat mengapresiasi Perumda Varia Niaga, Bulog, Toko Grosir ritel dan pihak lainnya karena telah melakukan berbagai upaya ekstra untuk membantu Pemkot dalam pengendalian laju inflasi,” ujar Marnabas.