Balikpapan (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan menyampaikan progres revitalisasi Blok D Pasar Klandasan telah mencapai sekitar 65 persen. Pekerjaan masih terus dikebut mengingat masa kontrak proyek akan berakhir pada 20 Desember 2025.
“Masih ada waktu sekitar satu bulan setengah, kita optimalkan saja bagaimana menyempurnakan penyelesaian Blok D ini,” kata Kepala Disdag Balikpapan Haemusri Umar, saat ditemui di Balikpapan, Senin (10/11).
Menurut dia, revitalisasi Blok D merupakan bagian akhir dari rangkaian perbaikan sarana dan prasarana Pasar Klandasan yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Konsep penataan yang digunakan tetap sama seperti Blok A, B, dan C yang lebih dulu rampung.
“Konsepnya sama. Di sana masih ada pasar sembako, kelontongan, dan pedagang kebutuhan harian lainnya. Jadi pola penataannya tetap seperti yang sudah ada,” ujarnya.
Haemusri menjelaskan, tahun ini menjadi masa terakhir pelaksanaan pembangunan fisik pasar. Setelah proyek Blok D selesai, Disdag tidak lagi memiliki kegiatan konstruksi baru karena adanya penyesuaian anggaran daerah.
Ia mengungkapkan, pemotongan Dana Transfer Daerah (TKD) dari pemerintah pusat turut mempengaruhi kemampuan keuangan Kota Balikpapan.
“Pak Purbaya memotong TKD Balikpapan sekitar Rp1,05 triliun lebih. Dampaknya terasa pada pendapatan dan belanja APBD, termasuk pada kegiatan infrastruktur di dinas kami,” ungkapnya.
Kondisi itu membuat pemerintah daerah harus melakukan penyesuaian dengan memprioritaskan belanja yang bersifat wajib.
“Kemungkinan di tahun 2026 nanti kami hanya akan konsentrasi pada belanja pegawai dan operasional. Kalau belanja pegawai itu kan gaji dan tunjangan, sedangkan operasional seperti bayar air, listrik, dan biaya publikasi,” jelasnya.
Dengan keterbatasan tersebut, beberapa rencana pembangunan pasar lain yang sempat disusun untuk tahun depan juga terpaksa ditunda.
“Pasar inpres gagal, pasar induk gagal, pasar Tinggal gagal, termasuk kelanjutan pembangunan Pasar Klandasan juga belum bisa kita lanjutkan,” ujarnya.
Kendati demikian, Haemusri berharap kondisi fiskal nasional bisa membaik tahun depan sehingga dana transfer dapat kembali digulirkan ke daerah.
“Kita berharap pendapatan negara meningkat sehingga pemerintah pusat bisa menyalurkan kembali dana ke daerah. Kalau itu terjadi, tentu kegiatan pembangunan pasar dan infrastruktur ekonomi bisa berjalan lagi,” katanya.
Selain revitalisasi bangunan utama, kata Haemusri, sejumlah fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di lingkungan pasar juga akan dibenahi untuk mendukung kenyamanan pedagang dan pembeli.
“Seperti drainase, penerangan, dan area sekitarnya juga akan diperbaiki agar kawasan pasar lebih tertata dan bersih,” ujarnya menambahkan.
Haemusri memastikan, pemerintah kota tetap berkomitmen melanjutkan program penataan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan modern.
“Pasar rakyat tetap menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Makanya kita ingin infrastrukturnya layak, pedagangnya nyaman, dan masyarakat pun senang berbelanja di sana,” pungkasnya. (Adv).
