Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Timur menolak rencana Pemprov setempat dan sejumlah Pemkab membangun rel kereta api angkutan batu bara dan sawit, pasalnya dinilai lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
"Banyak sisi buruk yang ditimbulkan apabila rel kereta api dibangun, dampak buruk itu dari sisi ekonomi maupun lingkungan yang hancur akibat eksploitasi batu bara, termasuk hal lain yang bersinggungan langsung maupun tak langsung," ujar Direktur Walhi Kaltim, Isal Wardana di Samarinda, Jumat.
Dia juga mengaku aneh dengan statemen pemerintah yang menyatakan, keberadaan rel kereta api angkutan batu bara dan kelapa sawit, maka akan dapat meningkatkan perekonomian warga setempat, termasuk warga di kawasan yang dilalui rel.
Menurut dia, pernyataan itu jelas tidak masuk akal, pasalnya rel kereta api angkutan batu bara dan kelapa sawit diciptakan untuk meningkatkan ekonomi makro, sedangkan ekonomi yang berjalan bagi warga Kaltim umumnya ekonomi mikro, apalagi warga pedesaan yang perkempungannya dilintasi rel kereta api, dipastikan digerakkan dengan ekonomi mikro.
Ini berarti masyarakat tidak akan mendapat keuntungan apa-apa dari pembangunan rel kereta api, justru dampak negatif berupa kerusakan hayati dan kerusakan alam yang didapat masyarakat.
Rel kereta api itu akan melintasi tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Penajaman Paser Utara (PPU), kemudian berakhir di Pelabuhan Karingau, Balikpapan, yang kemudian dilakukan pengapalan di kawasan ekonomi khusus itu.
Di sepanjang jalur yang dimulai dari Kalimanten Tengah itu, ujar Isal, pastinya akan terbuka akses bagi mereka yang tidak peduli terhadap ekosistem, yakni mengambil kekayaan hutan baik kayu maupun hasil hutan lain, termasuk binatang yang dilindungi di kawasan itu.
Ini berarti pemerintah turut mempermudah oknum tertentu untuk merusak ekosistem yang dilintasi rel. Jadi, selain hancurnya lingkungan akibat eksploitasi batu bara juga kemungkinan pembalakan liar dari hutan setempat.
Panjang rel kereta api yang akan dibangun di Kaltim mencapai 160 km, kemudian akan bersambung hingga ke Kalteng dengan panjang 90 km sehingga total panjang rel kereta api yang dibangun oleh investor Rusia bernama Kalimantan Rail akan mencapai 250 kilometer.
Pembangunan rel kereta api akan dimulai dari Puruk Tahu, Muara Tuhuk, Kalimantan Tengah (Kalteng) dan akan berakhir di Kota Balikpapan, Kaltim.
Pembangunan rel kereta api oleh Kalimantan Rail ini untuk mendampingi rel kereta api yang dibangun Rhas Al Khaima dari Uni Emirat Arab dan Nalco India.
Pembangunan rel kereta api mulai Kalteng hingga Kaltim ini akan digunakan untuk mempermudah distribusi batu bara di Kalimantan, yakni mulai dari kawasan Barito hingga Sungai Mahakam yang lebih pendek 25 kilometer. (*)
Walhi Kaltim Tolak Pembangunan Rel Kereta Api
Jumat, 11 Oktober 2013 12:15 WIB