Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah pusat melalui APBN pada tahun anggaran 2013 mengalokasikan dana sebesar Rp6 miliar untuk pembangunan sisi darat Pelabuhan Ancam, Kabupaten Bulungan, Kaltim dan ditargetkan tuntas pada Desember 2013.
"Pembangunan sisi darat Pelabuhan Ancam itu antara lain untuk infrastruktur jalan lingkungan dan pembangunan perkantoran untuk operasional," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Zairin Zain di Samarinda, Rabu.
Zairin yang didampingi Kepala Bidang Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dishub Kaltim Murjani ini melanjutkan, untuk sisi laut telah dibangun dermaga dan dapat dioperasikan meski belum belum maksimal sehingga harus terus dilakukan pembenahan.
Pelabuhan penyeberangan kapal feri untuk menghubungkan Ancam dengan Kota Tarakan ini, memiliki luas sekitar 6 hektare dan mulai berdiri sejak 2000 dengan kondisi seadanya, tetapi seiring dengan perjalanan waktu dan tingkat kebutuhannya, maka secara perlahan keberadaan pelabuhan itu terus ditingkatkan.
Kapal feri yang beroperasi di pelabuhan itu adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Manta II. Kapal tersebut sudah mulai beroperasi pada Hari Raya Idul Fitri 2013 untuk rute Tarakan-Ancaman PP.
Rute Ancam-Tarakan dan sebaliknya diyakini mampu meningkatkan perekonomian warga Kalimantan bagian utara karena Ancam dapat menembus ke daerah lain di Bulungan, kemudian ke Kabupaten Malinau hingga Kabupaten Berau.
Saat ini jumlah penumpang KMP Manta II masih minim, hal ini terjadi lantaran rute perintis itu belum dikenal masyarakat luas, diharapkan seiring dengan lengkapnya fasilitas dan dikenalnya pelabuhan itu oleh masyarakat, maka rute tersebut akan semakin banyak yang menggunakannya.
KMP Manta II setiap trip mampu menyeberangkan 8 unit kendaraan roda empat, 30 unit kendaraan roda dua, dan ratusan penumpang dengan rute Tarakan-Ancam yang saat ini masih beroperasi pada Senin, Kamis, dan Sabtu dalam sepekan.
Pelabuhan tersebut dikelola oleh PT ASDP, sedangkan dioperasikannya rute itu karena melihat dari perkembangan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan hal yang tak kalah pentingnya adalah permintaan masyarakat mengingat keberadaan jalur itu merupakan kebutuhan.
Keberadaan jalur tersebut, lanjut Zairin, mampu memperlancar arus barang dan orang, terutama bahan kebutuhan pokok yang dibutuhkan di dua daerah itu dan sekitarnya.
Contohnya adalah untuk mengangkut hasil bumi yang ada di Bulungan dan sekitarnya untuk dibawa ke Tarakan, begitu pula sebaliknya.
Jika Tarakan memiliki pelabuhan besar, maka barang-barang dari tarakan dapat dengan mudah didistribuikan ke Ancam yang kemudian menyebar ke sejumlah daerah lain. (*)