Penajam (ANTARA Kaltim) - Selama empat tahun proses belajar mengajar siswa SMK Negeri 4 Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menumpang di sekolah lain, karena hingga saat ini belum memiliki gedung sekolah sendiri.
Kepala SMK Negeri 4 Waru, Satoni Solle, Kamis (19/9) mengungkapkan selama hampir empat tahun proses belajar mengajar di SMK Negeri 4 terpaksa dilaksanakan di SMP Negeri 4 Waru kemudian dipindahkan lagi ke SD Negeri 001 Waru.
Pemindahan itu dilakukan kata Satoni Solle, karena proses belajar mengajar tidak lagi memungkinkan, di SMP Negeri 4 proses belajar mengajar baru selesai pukul 14.30 Wita.
“Seluruh fasilitas belajar mengajar bagi siswa SMK Negeri 4 sudah dipindahkan ke SD Negeri 001 Waru. Sekarang ini siswa kami mengikuti proses belajar di ruang kelas SD Negeri 001 Waru. Tapi tetap masuk siang sampai sore,†jelasnya.
Keputusan untuk memindahkan proses belajar mengajar di SD Negeri 001 kata Satoni, karena sejak menjadi Sekolah Standar Nasional (SNN), proses belajar mengajar di SMP Negeri 4 baru selesai pukul 14.30 Wita.
“Tidak mungkin lagi siswa kami mulai belajar pukul 14.30 Wita hingga pukul 17.30 Wita,†ujarnya.
Dengan kondisi seperti ini lanjut dia, pihak sekolah terpaksa memutuskan pindah di SD Negeri 001 Waru.
"Di sekolah ini siswanya mulai masuk pukul 13.00 Wita hingga sore hari. Namun demikian, ruang kelas di SD Negeri 001 juga tidak cukup untuk menampung ratusan siswa," katanya.
“Di sekolah itu hanya menyiapkan 8 ruang kelas sementara jumlah ruang kelas yang dibutuhkan mencapai 14 kelas. Dengan kondisi seperti ini, maka kami terpaksa menerapkan ‘moving class’,†ucapnya.
Untuk praktek, lanjut Satoni, dilakukan untuk siswa jurusan teknik batu beton, teknik survei dan jaringan serta busana. Sementara untuk jurusan tata boga juga dilakukan, namun di rumah guru yang telah disewa.
“Kami berikan praktek yang dilakukan di dua gedung yang telah rampung di lokasi SMK Negeri 4. Kami lakukan ini, karena ruang kelas di SD Negeri 001 juga tidak cukup karena hanya 8 kelas, sementara kebutuhan 14 ruang kelas,†katanya.
Selain kekurangan ruang kelas tambah Satoni, juga harus merenovasi dua rumah dinas (Rumdis) guru SD Negeri 001 Waru untuk dijadikan sebagai kantor dan ruang guru SMK Negeri 4 Waru.
Untuk merenovasi rumdis tersebut, pihaknya mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).
Satoni berharap agar pembangunan gedung sekolah SMK Negeri 4 Waru bisa segera dilanjutkan sehingga pada 2014, proses belajar mengajar sudah bisa menggunakan gedung milik SMK Negeri 4 Waru.
SMK Negeri 4 waru mulai dibuka sejak 2009 hingga kini belum memiliki gedung sekolah.
Sejak 2009 hingga pertengahan September 2013 proses belajar mengajar terpaksa menumpang di SMP Negeri 4 Waru, kemudian saat ini, proses belajar dipindahkan ke SD Negeri 001 Waru.
Pembangunan SMK Negeri 4 Waru sendiri selama eampat tahun terkendala permasalahan lahan dan baru pada 2013 pemerintah kabupaten sudah membebaskan lahan seluas tujuh hektare sebagai lokasi pembangunan gedung SMK Negeri 4.
Namun, saat ini, pembangunan gedung SMKN 4 tersebut masih terkendala pelelangan yang tidak cukup waktu, sehingga tidak bisa dilaksanakan sebagai proyek tahunan. (*)