Samarinda (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Wagub Kaltim) Hadi Mulyadi mengaku tidak mengkhawatirkan keamanan dan kenyamanan masyarakat yang ingin mudik melalui jalur darat, karena masing-masing instansi bersama TNI dan Polri sudah bersinergi melakukan antisipasi.
"Untuk arus mudik jalur darat di Kaltim tidak akan berjubel, tidak seperti di Jawa yang totalnya diprakirakan arus mudik bisa mencapai 85 juta orang," ujar Hadi setelah melakukan pertemuan bersama pihak terkait di Kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, Selasa.
Sedangkan yang ia khawatirkan ada tiga hal, pertama adalah arus mudik untuk penumpang transportasi laut dan pesawat udara, khususnya penumpang dengan tujuan Pulau Jawa dan Sulawesi yang diprakirakan terjadi lonjakan, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian khusus.
Kekhawatiran kedua adalah jika terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir, sehingga hal ini bisa berdampak pada tersendatnya perjalanan, apalagi jika calon penumpang sudah membeli tiket yang dikhawatirkan bisa ketinggalan pesawat akibat banjir.
Ketiga adalah soal distribusi barang kebutuhan pokok ke daerah yang jauh dari Samarinda, yakni ke Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Ulu, dan Kuat Timur, karena untuk menuju ke tiga daerah ini harus melalui jalan yang jelek.
"Untuk persediaan bahan pangan sangat cukup, tapi jalur menuju ke tiga kawasan ini yang jalannya jelek sehingga perlu waktu lama, namun kita masih punya waktu sekitar seminggu untuk mengatasinya," kata Hadi.
Ia juga mengimbau kepada pemudik untuk selalu berhati-hati, kemudian mematuhi protokol kesehatan (prokes), karena masih ada warga yang positif meski jumlahnya terus menurun.
"Bagi para pemudik, pastikan fisik dalam keadaan sehat, sopirnya fit, kendaraan laik pakai, kemudian rumah yang ditinggalkan juga ada orang kepercayaan yang diminta memantau, jika rumah sering terendam banjir, maka barang-barang harus dinaikkan," kata Hadi.