Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari mengatakan bahwa kedatangan tim kesenian dari delapan negara anggota International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF), tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kukar.
"Saya terharu dengan delapan negara yang tergabung dalam CIOFF datang untuk berpartisipasi memeriahkan pesta Budaya Erau dengan biayasendiri, kecuali akomodasi di Tenggarong," katanya.
Ia mengatakan Erau sebagai wadah untuk menjalankan misi perdamaian dan pertukaran budaya, sebagai sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan mempromosikan ragam budaya Kesultanan Kutai dan objek wisata di Kukar kepada daerah dan negara lain.
“Pada pelaksanaan Erau tahun depanI saya berencana agar Kukarl ebih banyak didatangi pengunjung dari luar Negari,â€katanya.
Oleh karena itu Rita berharap kepada Kementrain Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bahu-membahu mempromosikan Erau. Kemudian kepada Pemprov Kaltim untuk lebih memperhatikan infrastruktur jalan menuju Kukar .
Sementara Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dalam sambutannya mengatakan Erau bermakna penting tak hanya bagi Kukar namun juga bagi Kaltim.
Menurutnya Erau tak saja dimaksudkan sebagai rasa syukur, tapi juga sebagai wadah pelestarian adat dan pengembangan pariwisata. Hadirnya delapan negara CIOFF terbut diharapkan oleh Pemkab Kukar agar Erau menjadi "go internasional".
"Kita tak bisa tutup diri, kita harus terbuka terlebih di era globalisai tak ada sekat atau batasan, kita harus cintai bangsa sendiri tapi tak tolak budaya asing sepanjang itu positif," katanya.
Awang menambahkan Justru dengan sikap terbuka, akan memotifasi meningkatkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme, sehingga tak perlukhawatir budaya asing ganggu tatanan budaya.
"Sehingga dalam konteks ini lah Erau penting untuk kebersamaan yang harmonis dan kedamaian," katanya. (her)