Jakarta (ANTARA) - Bintang tenis China Peng Shuai mengatakan bahwa dia tidak pernah menuduh siapa pun melakukan pelecehan seksual padanya, dan menyebut bahwa postingan media sosial yang dia buat awal bulan lalu banyak disalahpahami.
Keselamatan dan keamanan Peng menjadi perhatian komunitas tenis di seluruh dunia dan kelompok hak asasi manusia setelah unggahan yang menyebutkan bahwa mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual kepadanya di masa lalu. Setelah postingan itu, dia menghilang dari publik selama hampir tiga pekan.
"Pertama, saya perlu menekankan satu poin yang sangat penting, saya tidak pernah mengatakan atau menulis bahwa ada orang yang melakukan pelecehan seksual terhadap saya, saya harus dengan jelas menekankan poin ini," kata Peng dalam video yang diposting Lianhe Zaobao, outlet media Singapura, dikutip dari Reuters, Senin.
Pernyataan Peng pada hari Minggu itu menandai pertama kalinya dia membahas masalah tersebut secara terbuka di depan kamera. Dia berbicara di sela acara ski lintas alam di Shanghai.
Dia mengatakan bahwa postingannya di Weibo, situs media sosial China mirip Twitter, yang dengan cepat dihapus, adalah "masalah pribadi."
Peng (35) dalam video tersebut mengatakan bahwa "orang-orang memiliki banyak kesalahpahaman" tentang postingan Weibo-nya. Namun dia tidak menjelaskan lebih jauh.
Dia juga mengatakan dia tinggal di rumahnya di Beijing tanpa pengawasan. Dalam video itu, dia tidak menyebut dan tidak ditanya tentang Zhang.
Asosiasi tenis perempuan (WTA), yang awal bulan ini mengatakan akan segera menangguhkan turnamen di China karena kekhawatiran atas perlakuan terhadap Peng dan keselamatan pemain lain, terus menyerukan penyelidikan.
"Sekali lagi senang melihat Peng Shuai di depan umum dan kami tentu berharap dia baik-baik saja," kata WTA yang berbasis di Florida dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
"Seperti yang telah kami nyatakan secara konsisten, penampilan ini tidak mengurangi atau mengatasi kekhawatiran signifikan WTA tentang keselamatannya dan kemampuannya untuk berkomunikasi tanpa sensor atau paksaan," kata WTA.
"Kami tetap teguh dalam seruan kami untuk penyelidikan penuh, adil dan transparan, tanpa sensor, atas tuduhan pelecehan seksualnya, yang merupakan masalah yang menimbulkan kekhawatiran awal kami."
China belum secara langsung mengomentari postingan awal Peng, tetapi mengatakan setelah langkah WTA untuk menangguhkan turnamen di China, pemerintah China mengatakan bahwa "menentang politisasi olahraga".
Zhang belum berkomentar tentang masalah tersebut.