Samarinda (ANTARA Kaltim)- Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ibrahim mengatakan Kabupaten Berau berpotensi menjadi sentra produksi beras di Kaltim karena lahannya masih luas dan mendapat dukungan dari kepala daerah.
"Potensi pertanian padi di Berau sangat menjanjikan sehingga kami sangat mendukung Pemkab untuk melakukan optimalisasi lahan pertaniannya, agar produksinya terus meningkat," katanya di Samarinda, Jumat.
Menurutnya, pemanfaatan lahan berikut optimalisasinya sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian padi, serta untuk melakukan input teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas panen.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama kepada Balai Wilayah Sungai III Kalimantan dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim, yakni untuk pembangunan irigasi dan jalan usaha tani.
Selain itu juga akan dilakukan sinkronisasi program antara Dinas Pertanian Provinsi Kaltim dan Dinas Pertanian Kabupaten Berau agar pelaksanaannya menyatu dan terarah.
Berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada 2012, lanjutnya, potensi pertanian padi di Berau dengan luas panen 11.851 hektare, produksi padinya sekitar 35.380 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Pertanian padi sebanyak itu terdiri dari lahan untuk padi ladang seluas 7.508 hektare yang mampu menghasilkan 18.545 ton GKG, kemudian padi sawah seluas 4.343 hektare yang mampu memproduksi 16.836 ton GKG.
Dia juga mengatakan, dari hasil kunjungan ke Desa Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Berau, beberapa hari lalu, tingkat keasaman tanah di wilayah Berau cukup tinggi sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas panen.
Akan tetapi tingkat keasaman tanah itu bisa diatasi dengan pengapuran pada lahan yang akan digunakan untuk penanaman padi, sehingga tanahnya menjadi netral dan bisa subur.
Dia juga mengatakan bahwa petani di Berau mampu memproduksi 4,3 ton GKG per hektare, namun jika dibantu dengan pengapuran serta input teknologi pertanian, maka produksinya bisa menjadi 7-8 ton GKG per hektare.
Menurutnya, sistem pengapuran biayanya jauh lebih murah ketimbang membuka lahan sawah baru. Untuk itu, pihaknya akan membantu petani di Berau dengan pengapuran pada lahan pertanian mereka.(*)