Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kaltim menggulirkan dana dari APBD 2013 senilai Rp26,5 miliar untuk pembangunan sisi darat Pelabuhan Internasional Maloy, yakni untuk pembangunan gedung kantor pengelola, gedung pemadam kebakaran, masjid, dan pos jaga.
"Lelang untuk pembangunan sisi darat tahun 2013 di Pelabuhan Maloy itu sudah dimenangkan oleh PT Maha Karuna, dan pembangunannya harus tuntas pada Desember 2013," ujar Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kalimantan Timur M Rijali di Samarinda, Rabu.
Menurutnya, pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy menjadi salah satu prioritas karena untuk mendukung kawasan industri sawit dan turunannya di Kabupaten Kutai Timur khsusunya dan seluruh perkebunan di Provinsi Kaltim umumnya.
Pelabuhan tersebut akan terkoneksi dengan berbagai kegiatan industri sehingga daerah itu bernama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy Kutai Timur.
KIPI Maloy dipersiapkan menjadi pusat pengolahan hasil kelapa sawit, yakni crude palm oil (CPO) dan produk turunannya seperti minyak goreng, kosmetik, mentega, pakan ternak, es krim, sabun, tekstil, dan lainnya.
Pembangunan KIPI Maloy berlandaskan pada Peraturan Presiden No.32/2012 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Ekonomi Kalimantan, sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.
Pembangunannya juga diperkuat dengan Instruksi Presiden Nomor 1/2012, yakni menetapkan Kalimantan Timur sebagai Klaster Industri berbasis Oleochemical di Maloy Kutai Timur.
Terkait dengan itu, maka pembangunan KIPI Maloy juga mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah pusat.
Menurutnya, KIPI Maloy sangat strategis karena terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional, kemudian berada di kawasan pusat ekonomi dunia masa depan (Pacific Rim).
KIPI Maloy juga masuk jalur interkoneksitas Kalimantan dan Sulawesi, yakni merupakan jalur regional lintas trans Kalimantan dan transportasi penyeberangan ferry Tarakan-Toli Toli dan Balikpapan-Mamuju.
KIPI Maloy memiliki dua konsep pembangunan. Pertama adalah membangun klaster industri oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional, yakni untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menciptakan peluang bisnis baru.
Kedua adalah menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi dengan dukungan insentif dan berbagai kemudahan.
Pembangunan dan pengembangan KIPI Maloy diperkirakan membutuhkan total investasi mencapai Rp4,771 triliun, yakni untuk semua kawasan yang luasnya mencapai 5.305 hektare.
Pembangunan KIPI Maloy dilakukan dengan pekerjaan sarana dan prasarana pendukung, di antaranya industri olien, industri peleburan almunium, stearin dan PFAD, industri asam lemak, biodiesel dan industri minyak goreng. (*)