Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Balikpapan, berjanji untuk mulai memperhatikan fasilitas bagi penyandang cacat di Kota Minyak itu.
"Kami bisa mulai dari perizinan. Nanti setiap swasta atau pemerintah sendiri yang mau bikin gedung baru, misalnya, sudah harus memasukkan rancangan fasilitas untuk orang cacat dan ibu menyusui," tutur Kabag Humas Pemkot Balikpapan Sudirman Djajaleksana, Jumat.
Untuk gedung-gedung yang sudah berdiri sekarang, Pemkot akan memulai dengan mengimbau untuk diadakan fasilitas tersebut.
Fasilitas untuk orang cacat, misalnya jalur naik untuk kursi roda bagi mereka yang harus menggunakan kursi roda sementara orang normal bisa menggunakan tangga.
Pada tangga, katanya, apalagi yang cukup tinggi misalnya, harus ada handrail atau pegangan yang bisa jadi pedoman bagi mereka yang buta atau tunanetra.
Tempat umum seperti bandara, pelabuhan, kantor-kantor pelayanan umum, atau mal semestinya juga menyediakan bilik khusus untuk ibu menyusui dan mengganti popok bayi.
"Sementara ini memang tidak semua menyediakan fasilitas itu. Tapi sebagian sudah ada," kata Sudirman.
Mal seperti Balikpapan Super Blok, Balikapan Plaza, atau hotel-apartemen Grand Sudirman memiliki fasilitas itu. Selain ada jalur bagi kursi roda, juga ada toilet khusus yang berkursi roda tersebut.
Kota Balikpapan memiliki sekitar seribu orang penyandang cacat berbagai jenis. Ada yang tuna rungu (bisu-tuli), tuna netra (buta), dan tuna daksa (cacat tangan atau kaki).
Beberapa instansi cukup akrab dengan para penyandang cacat ini seperti Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, misalnya, kerap membuat pelatihan pengenalan uang bagi para penyandang cacat, terutama bagi yang tunanetra.
"Kami mengenalkan kepada mereka ciri-ciri uang rupiah kita, misalnya Rp50.000 itu bagaimana cirinya, apa saja yang harus terasa bila diraba. Jadi selain kenal nilai uangnya, mereka juga bisa tahu uang asli apa palsu," kata Tutuk SH Cahyono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan. (*)