Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemkab Penajam Paser Utara, kalimantan Timur, menyiapkan lahan seluas 7 hektare di wilayah Sesulu, Kecamatan Waru sebagai lokasi pembangunan gedung SMK Negeri 4.
Pembangunan sejumlah fasilitas pembelajaran di SMK Negeri 4 itu akan dimulai dalam waktu dekat ini. Hal tersebut, diungkapkan Kepala SMK Negeri 4, Satoni Solle, Rabu (6/2).
"Dua ruang praktik akan dibangun dengan bantuan anggaran Rp360 juta dan akan berdiri diatas lahan 2 hektare. Ditargetkan empat bulan ke depan fasilitas tersebut sudah bisa digunakan," kata dia.
Satoni menjelaskan, pembangunan dua ruang praktik tersebut, akan dilaksanakan secara swakelola. Pihak sekolah yang akan melakukan pembangunan.
"Kebutuhan lahan untuk pembangunan ruang praktik itu hanya 2 hektare. Sementara lahan yang disiapkan Pemkab dan sudah dibebaskan 7 hektare," ucapnya.
Kepala SMK Negeri 4 mengatakan, hingga saat ini SMK Negeri 4 memiliki sebanyak 124 siswa yang terbagi 5 program keahlian, yaitu tata boga, tata busana, tata kecantikan serta teknik kontruksi batu dan beton, teknik survai dan pemetaan.
"Karena para siswa harus numpang di gedung SMP Negeri 4, maka siswa jurusan teknik sipil selama dua tahun lebih harus belajar di gudang penyimpanan alat praktik yang berukuran 5x7 meter. serta siswa terpaksa menggunakan satu kursi berdua, karena hanya ada 9 kursi dan meja sementara jumlah siswa 24 orang," kata Satoni.
"Selama ini pihak sekolah tidak memiliki ruang praktik untuk pelajar. Dengan adanya fasilitas ruang praktik akan semakin mempermudah para pelajar untuk mempraktikan teori yang selama ini mereka terima," ujarnya.
Pengerjaan yang dilakukan saat ini, tambah Satoni, adalah melaksanakan pembersihan lokasi yang akan dibangun fasilitas ruang praktik. Untuk melakukan pembersihan lokasi pihaknya mengandeng salah satu perusahaan swasta yang beroperasi di Waru.
"Kami targetkan empat bulan ke depan dua ruang praktik itu sudah rampung," katanya.
Satoni mengaku selama ini, selain kesulitan ruang praktik, para siswanya juga harus diatur jam masuk sekolah. Untuk kelas tiga mulai mengikuti proses belajar mengajar dari pukul 07.30 sampai pukul 14.00 Wita. Kemudian dilanjutkan siswa kelas satu dan dua yang belajar sampai pukul 17.30 Wita.
Mengenai masalah pembagian jadwal sekolah, Satoni menjelaskan, karena pihaknya kekurangan ruang kelas, maka pihaknya menggunakan ruang kelas SMP Negeri 4.
"Belum lagi kelas tiga tetap mengikuti bimbel setiap sore. Itu kendala kami karena belum ada ruang kelas sendiri," ujarnya.
Namun demikian, Satoni menegaskan, guru-guru yang mengajar di SMK Negeri 4 sudah memahami dan siap mengajar selama sehari penuh.
"Dedikasi rekan-rekan guru-guru luar biasa," kata Satoni.
Dengan adanya lahan 7 hektare, lanjutnya, yang disiapkan Pemkab maka pembangunan gedung SMK Negeri 4 juga kemungkinan akan dilaksanakan. Nantinya dalam pembangunan itu harus dibangun 24 ruang kelas baru (RKB). (*)