Sangatta (ANTARA Kaltim) - Kondisi jalur jalan lintas Kalimantan Timur yang melintasi Kabupaten Kutai Timur, kembali mengalami rusak yang cukup parah, terutama di daerah Desa Tepian Langsat hingga Hambur Batu Kecamatan Bengalon, sekitar 129 Kilometer dari Kota Sangatta, atau sekitar 300 kilometer dari Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
Sejumlah warga mengatakan, akibat kerusakan jalur jalan yang cukup parah dan memprihatinkan itu, jarak tempuh Sangatta dengan Muara Wahau menjadi lebih dari 10 jam, sedangkan jarak tempuh normal hanya sekitar 5 jam.
"Kendaraan saya dari Muara Wahau sempat terjebak ke dalam jalan berlubang dan ikut antri cukup lama, namun bersyukur tembus juga ke Sangatta dengan waktu 11 jam," kata Kapolsek Muara Wahau AKP Sutopo, Rabu.
Menurut Kapolsek Muara Wahau AKP Sutopo, ada beberapa titik jalan yang paling rusak parah, seperti antara Simpang Tiga Perdau dengan Desa Tepian Langsat, kondisinya memprihatinkan. Banyak kendaraan warga yang terjebak dan tertahan hingga berhari-hari di jalanan.
Banyak titik jalur jalan antara Kota Sangatta-Bengalon-Hambur Batu yang sudah rusak gara-gara musim hujan, yang tentunya menghambat perjalanan masyarakat melakukan aktivitasnya.
Kepala Desa Nehes Liah Bing, Kristian Hadi mengatakan, mempertanyakan komitmen pemerintah didalam membangun kebutuhan rakyatnya seperti jalan ini tidak pernah baik seperti yang diharapkan masyarakatnya.
"Jalan dari Muara Wahau ke Sangatta dan sebaliknya lebih sering rusaknya daripada baiknya, ini menjadi pertanyaan kami sebagai warga pedalaman kemana perhatian pemerintah kepada rakyatnya," kata Kristian Hadi, Rabu.
Menurut Kades Kristian Hadi, seharusnya jalan Muara Wahau-Sangatta ini menjadi prioritas pekerjaannya, karena merupakan jalan Lintas Kaltim yang menghubungkan Ibokota Kaltim dengan Kalimantan Timur wilayah Utara seperti kabupaten Berau dengan beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Utara.
"Kalau kondisi jalan seperti ini selalu rusak dan jelek, tentunya ekonomi masyarakat akan semakin sulit berkembang dengan baik, termasuk harga-harga kebutuhan masyarakat (Sembako) akan tetap tinggi, biaya hidup tinggi," ujar Kristian Hadi.
Sri Rahayu 27 tahun Muara Wahau yang datang ke Sangatta mengatakan, sulitnya perjalanan dari Muara Wahau ke Sangatta ini, banyak yang rusak dan berlubang, kendaraan antre dijalan-jalan yang rusak itu.
"Kami berangkat dari Muara Wahau kemarin sore dan baru tiba di Sangatta pagi ini, menginap di jalan di daerah Tepian Langsat, karena mobil giliran lewat, tidak boleh menyelip kendaraan yang di depan," katanya.
Sebelum simpang Perdau Bengalon itu paling parah,kasihan mobil rusak-rusak dan juga sopirnya dengan penumpang sengsara selama dalam perjalanan,"kata Sri Rahayu.
Ia mengatakan, warga siapapun yang melintasi jalan tersebut pasti kesal dan ngeluh, mereka meminta pemerintah supaya memperhatikan kebutuhan masyarakat, seperti kami yang tinggal di wilayah pedalaman.
Kenapa sih jalan ke Muara Wahau tidak pernah baik, setiap tahun rusak aja, terus kapan baiknya. Dulu mobil bisa tembus ke Sangatta ini sekitar 4 - 5 jam, sekarang lebih 10 jam, bahkan pernah 5 hari 5 malam baru tembus. (*)