Jakarta (ANTARA) - Klub Liga Portugal, Benfica, pada Rabu malam mengumumkan presiden mereka Luis Filipe Vieira ditangkap oleh pihak berwenang atas penyelidikan kasus penggelapan pajak dan pencucian uang.
Sebelumnya, kejaksaan setempat sudah merilis pernyataan penangkapan seorang pejabat eksekutif olahraga, tanpa menyebut nama Vieira, beserta tiga orang lainnya dalam penyelidikan kasus kesepakatan lebih dari 100 juta euro (sekira Rp1,7 triliun) yang menimbulkan kerugian bagi negara dan beberapa perusahaan.
Benfica menyatakan Vieira ditahan untuk ditangkap untuk menjalani pemeriksaan, sembari menambahkan bahwa kendati penyelidikan tidak melibatkan langsung klub, tetapi mereka bekerja sama dengan pihak berwenang.
Kantor kejaksaan menduga kasus yang meliputi penipuan, pencucian uang dan pemalsuan tersebut sudah berlangsung sejak 2014 dan menyatakan mereka yang ditangkap akan diadili di hadapan hakim pada Kamis waktu setempat.
Lembaga penyiaran publik RTP beserta media-media lokal Portugal lainnya mengatakan mitra bisnis Vieira, Jose Antonio dos Santos, juga turut ditahan.
Antonio dos Santos merupakan pemilik saham individual terbesar di Benfica SAD, perusahaan pengelola tim sepak bola profesional yang terdaftar di bursa saham Portugal.
RPT melaporkan manajemen Benfica segera menjadwalkan rapat darurat menyusul penangkapan Vieira, tetapi tidak bersedia memberi keterangan langsung.
Sebelumnya, lebih dari 100 penyelidik di Lisbon dan beberapa tempat lainnya menggerebek sejumlah rumah, kantor pengacara, kantor pusat perusahaan dan sebuah bank.
Harian Sol melaporkan penyelidikan itu berkaitan dengan pinjaman yang diberikan oleh bank Portugal, Noco Banco, kepada grup bisnis Vieira serta penjualan saham Benfica SAD.
Penyelidikan tingkat parlemen terhadap Novo Banco mendapati fakta bahwa grup bisnis milik Vieira berutang ke bank itu sekira 400 juta euro (sekira Rp6,8 triliun). Dana Resolusi Portugal memiliki 25 persen saham Novo Banco.
Kabar penangkapan Vieira membuat saham Benfica SAD mengalami kemerosotan sebera 5,52 persen, demikian Reuters.