Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan mempertimbangkan untuk mengetatkan kembali penjagaan di gerbang-gerbang masuk kota itu karena meningkatnya kasus COVID-19 di Pulau Jawa.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud di Balikpapan, Rabu, mengatakan, Satgas COVID-19 segera menggelar rapat untuk membahas langkah-langkah pengamanan di Kota Minyak itu.
“Namun apa pun langkahnya, kita usahakan tidak mengganggu aktivitas perekonomian Balikpapan,” katanya.
Ia mengakui, Balikpapan memiliki ketergantungan dalam banyak hal dengan Pulau Jawa, mulai dari pasokan bahan-bahan makanan hingga tenaga kerja.
Wali Kota Rahmad juga melarang aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Balikpapan berpergian ke luar kota, terutama ke Jawa, setidaknya selama dua minggu ke depan.
“Kalau tidak ada perjalanan dinas yang sangat penting, lebih baik di Balikpapan saja,” katanya.
Sebelumnya Wali Kota Rahmad Mas’ud selaku Ketua Satgas COVID-19 Balikpapan melakukan pengawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di RT 38 Kelurahan Gunung Bahagia dan RT 31 Kelurahan Sungai Nangka, Balikpapan Selatan.
Sementara itu sehari sebelumnnya Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty melaporkan pola penyebaran COVID yang kini menulari keluarga selain rekan-rekan kerja di kantor atau perusahaan.
“Dari 33 kasus ini, ada 8 ibu rumah tangga dan 2 anak-anak,” kata dr Juliarty.
Menurut dr Juliarty yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan itu, protokol kesehatan hendaknya terus-menerus dilaksanakan, walaupun ke warung sebentar di lingkungannya. Begitu pula kepada anak-anak yang barangkali bermain di sekitar rumah saja.
“Pakai masker kan tidak susah, cuci tangan dengan sabun juga tidak susah. Jaga jarak juga tidak susah. Yang susah kalau sudah tertular COVID ini,” kata Kadinkes.
Secara keseluruhan jumlah kasus positif COVID-19 dari akhir Maret 2021 kini mencapai 17.300 kasus. Dari jumlah itu, 16.263 pasien berhasil sembuh, namun 611 lainnya meninggal dunia.
Lalu, sebanyak 16.263 pasien sembuh atau selesai isolasi dan sebanyak 611 orang meninggal dunia.