Nunukan (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur (Kaltim) memeriksa kelayakan seluruh rumah makan di wilayah itu.
"Dari 22 rumah makan dan katering yang diperiksa, Senin (22/10), terdapat beberapa di antaranya yang ditemukan tak memenuhi syarat sebagai tempat makan yang sehat," kata Kepala Sub Seksi Penyehatan Makanan dan Minuman Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Sriwati di Nunukan, Selasa.
Secara umum diakui rumah makan di Kabupaten Nunukan masih layak dan memenuhi syarat sebagai tempat makan yang sehat. Hanya saja, lanjut dia, dari hasil kunjungan tersebut ditemukan dapur pengolahan makanan dan tempat cuci piring berdekatan dengan WC.
Hal itu memudahkan adanya bibit-bibit penyakit yang merembes ke makanan atau minuman serta piring tempat makan para pelanggannya.
Sesuai pantauan, kata Sriwati, hal ini terjadi disebabkan oleh keterbatasan areal atau lahan yang ditempati membangun rumah makan tersebut.
Selain itu, dia mengungkapkan masih banyak pemilik rumah makan yang menyimpan bahan makanan berupa ikan, daging atau sayuran dalam alat pendingin (kulkas) atau alat pemanas dengan menggunakan kantongan plastik warna hitam, padahal sudah diimbau untuk tidak menggunakannya.
Kemudian lainnya yang ditemukan tidak dipenuhi oleh pemilik rumah makan adalah pekerja yang digunakan tidak rutin memeriksakan kesehatannya. Padahal hal ini sangat penting guna menghindari adanya penyebaran penyakit yang kemungkinan diidap oleh pekerjanya kepada pelanggan, jelas Sriwati.
Item-item yang diperiksa menurut Sriwati adalah, bangunan/lokasi, ruang makan dan gudang penyimpanan bahan makanan, bahan makanan mentah dan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, tempat penyajian makanan, peralatan pengolahan makanan dan minuman.
Selanjutnya, fasilitas sanitasi (air bersih, pembuangan air limbah dan toilet), tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat pencucian peralatan makan, tempat pencucian peralatan makan, tempat pencucian bahan makanan.
Ditambah pula loker karyawan seperti tempat penyimpanan baju ganti dan peralatan pencegahan masuknya binatang ke dalam area rumah kmakan atau catering, sebut Sriwati.
"Rata-rata pekerja rumah makan di sini (Nunukan) tidak menggunakan baju kerja dengan alasan terlalu ribet," ucapnya. (*)