Nunukan (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur mengaku sistem pelayanan kesehatan bagi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik sudah cukup baik dibandingkan dengan wilayah perbatasan lainnya di Indonesia.
Mengenai masih banyaknya masalah yang ditemui di lapangan utamanya di Puskesmas Sei Nyamuk dan Ajikuning Pulau Sebatik tentunya harus disadari dan dimaklumi memang masih terdapat kekurangan-kekurangan, sebut Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Nunukan, dr Andi Akhmad di Nunukan, Selasa (16/10).
"Sebenarnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat perbatasan di Sebatik itu sudah bagus dibandingkan dengan wilayah perbatasan di Papua dan NTT. Cuma namanya masyarakat kita lebih maju dan lebih kritis sehingga cerminannya lebih besar dan lebih luas," ujarnya.
Menyoal efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perbatasan tersebut, dia mengatakan terlepas dari sistem pelayanan yang diterapkan yang dianggap sudah memadai tetapi tergantung dari penilaian masyarakat setempat.
Karakter masyarakat perbatasan di Pulau Sebatik selalu mengharapkan yang lebih tinggi, dengan selalu membandingkan dengan kemampuan negara tetangga yang memang lebih dekat jangkauannya.
Ia juga mengakui bahwa masyarakat di wilayah perbatasan di Pulau Sebatik masih cenderung berobat di negara tetangga Malaysia yang mungkin mereka menganggap pelayanan yang diperolehnya lebih baik.
Mungkin lanjut dia, di rumah sakit Tawau Malaysia masyarakat Pulau Sebatik mendapatkan pelayanan langsung oleh tenaga medis ahlinya sementara di Puskesmas Sei Nyamuk dan Ajikuning sendiri masalah dokter ahli masih sangat kurang.
"Sesuai standar nasional yang diterapkan pemerintah sudah mumpuni, tetapi cerminan masyarakat lebih tinggi sehingga selalu dianggapnya masih kurang," katanya.
Soal kecenderungan masyarakat perbatasan di Pulau Sebatik yang lebih memilih berobat di Tawau Malaysia, Andi Akhmad mengatakan akan menjadi acuan bagi tenaga medis di Kabupaten Nunukan dan khususnya di Pulau Sebatik untuk lebih ditingkatkan lagi atau setidak-tidaknya menyamai dengan pelayanan di rumah sakit negara tetangga.
Andi Akhmad menegaskan, yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah pelayanan di RSUD Nunukan seperti kehabisan obat, tidak mendapatkan pelayanan maksimal lainnya. (*)