Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, mengatakan musim kemarau di wilayah Kalimantan Timur bersifat basah, sehingga tidak mengalami kekeringan seperti yang terjadi di Pulau Jawa, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
"Wilayah Kaltim khususnya Kota Samarinda mengalami musim kemarau basah sehingga pengaruh musim kemarau yang menyebabkan terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia tidak terjadi di Kaltim sebab hujan sesekali terjadi dan kondisi ini masih dianggap musim kemarau normal," ungkap Sutrisno, Rabu petang.
Walaupun bersifat basah, namun suhu udara di Kota Samarinda lanjut Sutrisno cukup tinggi yakni rata-rata sekitar 33 derajat celcius dengan suhu maksimum mencapai 35 derajat celcius.
"Dampak musim kemarau memang cukup terasa sebab suhu udara di Kaltim khususnya di Samarinda cukup tinggi dengan suhu maksimum mencapai 35 derajat celcius," kata Sutrisno.
Sementara, awal musim hujan di Kaltim kata dia diperkirakan berlangsung pada Oktober 2012.
Namun, BMKG memprediksi kata Sutrisno, curah hujan yang akan melanda wilayah Kaltim bersifat normal.
"Pada dasarian tiga September hingga dasarian dua Oktober 2012 diperkirakan sebagai awal musim hujan di Kaltim," katanya.
"Musim hujan 2012 hingga 2013 di wilayah Kaltim umumnya hujan normal dengan rata-rata curah hujan 85 persen sampai 115 persen dan khusus untuk wilayah Kota Samarinda curah hujan diperkirakan 150 milli meter per bulan," ungkap Sutrisno.
Pada musim hujan, BMKG lanjut Sutrisno kembali mengingatkan warga agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir, khususnya di wilayah yang kerap tergenang.
Begitupula lanjut dia, kemungkinan rawannya berbagai penyakit pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. (*)