Samarinda (ANTARA) - Yudison tersenyum bangga. Pemuda 28 tahun adalah seorang pemuda lokal dari Desa Lung Melah, Kutai Timur, Kalimantan Timur yang telah sukses meniti karir di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di usianya yang terbilang muda, pria berdarah Dayak Kayan ini baru saja mendapatkan surat promosi jabatan di PT Karyanusa Ekadaya (KED), perusahaan tempatnya bekerja.
“Saya tidak pernah menyangka, suatu kehormatan bisa berkarir di sini,” kata Yudison, Rabu (18/11/2020). Dia baru saja diberi posisi kepala afdeling.
Dengan posisi barunya, dia membawahi 60 pekerja dan bertanggung jawab atas semua tugas di wilayah kerjanya. Tanggung jawab tersebut meliputi proses pemeliharaan, pemanenan tandan buah segar (TBS), serta pengelolaan tenaga kerja.
Melihat latar belakang pendidikannya sebelumnya, ia mengaku beruntung. Karena kondisi keluarganya, ia tidak melanjutkan studinya setelah lulus SMA. Pada tahun 2009, ia bersama rekan-rekan pemuda Dayak Kayan memutuskan untuk melamar pekerjaan di PT KED. Saat itu, dia diterima sebagai mandor perawatan.
Dia bekerja di PT KED selama lebih dari 11 tahun. Dia telah melalui semua bagian pekerjaan. Selain sebagai mandor perawat, ia juga menjabat sebagai kru afdeling yang merangkap sebagai mandor panen sekaligus mandor pertama hasil panen.
Karena kegigihannya, manajemen PT KED memberinya tanggung jawab lebih ketika dia menjadi mandor pertama tanaman. Ia diserahi untuk mengelola perkebunan yang saat itu belum memiliki kepala afdeling.
Sejak itu hidupnya berubah dari segala sisi. Pendapatan dan manfaat terjamin, serta peluang untuk pekerjaan yang lebih besar.
Menurutnya, menjadi ketua afdeling memang tidak mudah. Apalagi tanggung jawabnya semakin besar. Namun, dia optimistis. “Saya melihat itu semua sebagai tantangan untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Yudison bukan satu-satunya yang memilih bekerja di perkebunan sawit. Banyak pemuda lain di Desa Lung Melah juga telah berhasil bekerja atau menjadi rekanan Perusahaan. Salah satunya adalah adiknya yang bernama Sri Winarti Ibau.
Sepeninggal ayahnya, kakak perempuannya mengambil alih pengelolaan perkebunan ayahnya. Dia mulai membudidayakan kelapa sawit. Saudara laki-laki Yudison yang lain juga bekerja di perkebunan kelapa sawit. Namanya Yoki Ibau. Ia bekerja sebagai kru di PT KED, sedangkan kakak lainnya, David Ibau, bekerja sebagai sopir truk di PT Subur Abadi Plantation (SAP), anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk. Penghasilan dari pekerjaan tersebut dinilai sangat mencukupi untuk menghidupi keluarga.
Area yang juga berkembang
Banyak perubahan positif terjadi di tempat kelahirannya. Yudison adalah salah satu saksi bagaimana Desa Lung Melah berkembang. Jalur transportasi semakin baik.
“Dulu kalau mau ke Samarinda harus memakan waktu 3-4 hari. Dengan akses jalan raya, sekarang hanya 6 jam,” ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar warga desa bekerja di perkebunan sawit. Selain lebih mudah dibudidayakan, menurut Yudison, kehadiran perusahaan sawit dan pabriknya juga memudahkan petani sawit untuk menjual hasil panennya dari kebun sawit masing-masing kepada perusahaan.
Sebelum ada perusahaan sawit, kata dia, sulit mendapatkan penghasilan. “Sejak ada sawit, kita tinggal menunggu panen. Saat itu sudah didapat Rp 3-4 juta setiap bulan,” ujarnya.
Ia pun berharap daerah kelahirannya bisa terus berkembang. “Masyarakat dan perusahaan dapat bekerja sama untuk menciptakan peluang pertumbuhan yang positif,” tambahnya. (*)
Pemuda Lung Melah yang berharap kelapa sawit terus memberikan keberkahan
Jumat, 20 November 2020 6:23 WIB
Saya tidak pernah menyangka, suatu kehormatan bisa berkarir di sini,