Tenggarong (ANTARA) -
"Pertengahan Maret lalu tempat wisata ini ditutup sampai 31 Maret, namun karena situasinya belum memungkinkan, maka penutupan lokasi wisata ini diperpanjang sampai nanti kondisi dinyatakan aman," ujar Kepala Desa Pela, Supyan Noor di desanya, Sabtu.
Desa Pela yang berada di Kecamatan Kotabangun, Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan salah satu desa yang berada di bibir Danau Semayang. Untuk masuk ke desa ini orang harus melalui Sungai Mahakam dan anak sungainya yakni Sungai Pela.
Desa ini dikarunia kekayaan alam yang tidak ternilai harganya yakni Danau Semayang beserta habitat pesutnya (lumba-lumba air tawar) sehingga lokasi ini kerap dikunjungi oleh banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal.
Kemunculan Pesut Mahakam ke permukaan danau inilah yang kemudian menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang ke Desa Pela.
Terkait dengan kewaspadaan penyebaran COVID-19 di Desa Pela, Supyan Noor mengatakan bahwa pihaknya sudah membentuk tim dengan nama Relawan Desa Lawan COVID-19. Tim tersebut hingga kini aktif melakukan pemahaman dan giat mencegah penularan virus.
"Banyak yang kami siapkan dalam upaya mencegah masuknya Virus Corona ke desa kami, seperti menyiapkan cairan disinfektan, melakukan penyemprotan ke tempat-tempat tertentu, hingga menyiapkan tempat untuk mencuci tangan," ujarnya.
Pihaknya bahkan sudah melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke sejumlah fasilitas umum, termasuk memasang alat penyemprotnya di pintu masuk desa, dekat dermaga.
Sebelum melakukan penyemprotan cairan disinfektan dan menyiapkan tempat cuci tangan, lanjut dia, tim melakukan sosialisasi berkeliling kampung. Sosialisasi ini dilakukan dengan membawa gerobak motor R3 plus pengeras suaranya.
"Dalam sosialisasinya, Tim Desa Lawan COVID-19 juga melakukan edukasi bagaimana pencegahan Virus Corona, seperti harus rajin mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang lain antara 1-2 meter, hingga berperilaku hidup bersih dan sehat," kata Supyan.
Ia menuturkan bahwa pihak yang dilibatkan dalam pencegahan Virus Corona adalah dari aparatur desa, instansi kesehatan, lembaga kemasyarakatan desa, dan sejumlah pihak lain terkait di tingkat desa.