Samarinda (ANTARA News Kaltim) -
Lembaga internasional WWF (World Wildlife Fund) tengah menganalisa
populasi Gajah Kalimantan (elephas maximus borneensis) yang ada di
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
"Sampai saat ini kami masih memegang data berdasarkan hasil survei
yang dilakukan pada 2007 lalu dengan jumlah populasi berkisar 30 hingga
80 ekor," kata Koordinator WWF Kaltim Wiwin Efendy yang dihubungi dari
Samarinda, Sabtu (7/4).
Belum ada data terbaru terkait populasi Gajah Kalimantan yang
memiliki ciri-ciri fisik lebih bulat dengan tinggi rata-rata 2,5 meter,
daun telinga lebih lebar sementara hidung lebih panjang dibanding gajah
pada umumnya.
"Pada Februari 2012 kami telah melakukan survei populasi dan
habitat Gajah Kalimantan untuk pemutakhiran data namun hasilnya belum
bisa kami sampaikan sebab masih dianalisasi. Survei dilakukan dengan
melihat jejak, sisa makanan dan kotorannya namun proses analisanya harus
dilakukan secara cermat dan memakan waktu yang cukup lama sebab kami
tidak ingin gegabah dalam menghitung populasi gajah tersebut," kata
Wiwin Efendy.
Gajah Kalimantan, lanjut Wiwin Efendy, terakhir terlihat pada Februari 2012.
"Terakhir terlihat masuk ke kawasan pemukiman pendudukan pada
Februari 2012. Namun, yang kerap terlihat masuk ke kawasan pemukiman
penduduk itu jenis gajah `soliter` atau penyendiri sementara Gajah
Kalimantan yang hidup berkelompok lebih banyak berada di kawasan
perbatasan," katanya.
"Berdasarkan pengamatan, gajah `soliter` ini masuk ke kampung di
wilayah Kecamatan Sembakung pada wilayah 11 kampung biasanya berlangsung
lima hingga tujuh bulan. Setelah itu, gajah tersebut kembali ke hutan,"
ungkap Wiwin Efendy lagi.
Habitat utama Gajah Kalimantan berada di daerah aliran Sungai
Agison dan Sungai Sebuda di bagian barat dan Sungai Apan dan Tampilon di
sebelah timur.
Daerah jelajah Gajah Kalimantan yang berada di bagian selatan
Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan itu berawal dari Hulu Sungai Sibuda
kemudian masuk ke Sungai Agison lalu menyeberang melewati jalan provinsi
masuk ke hutan kembali dan masuk ke kawasan bekas camp Dewa Ruci yang
banyak sumber makanan didominasi vegetasi pisang-pisangan.
Gajah Kalimantan itu lalu masuk ke Desa Tembalang dan diteruskan ke Desa Kalunsayan kemudian ke Desa Sekikilan.
"Masuknya gajah ke kawasan pemukiman akibat terjadinya fragmentasi
menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit dan HPH (Hak Pengusahaan Hutan)
dan HTI (Hutan Tanam Industri). Terakhir saya mendengar akan masuk
tambang batu bara sehingga rumah (hutan) yang menjadi sumber makanan
gajah itu hilang," ungkap Wiwin Efendy. (*)
WWF Analisa Populasi Gajah Kalimantan
Minggu, 8 April 2012 4:49 WIB