Bontang (ANTARA News Kaltim) - Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Asep Sugiharta mengatakan hingga saat ini baru ada dua obat herbal yang terdaftar di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BB POM) Samarinda, Kalimantan Timur.
"Ini menunjukkan para pihak yang berpotensi sekitar TNK belum menangkap peluang dalam pengembangan tumbuhan berkhasiat obat, khususnya masyarakat dan pelaku usaha herbal," kata Asep Sugiharta di Bontang, Sabtu.
Padahal, ujarnya, saat ini di TNK terdapat 220 jenis tumbuhan obat dari 1.019 jenis tumbuhan obat.
Menurut dia, hal itu juga didukung letak TNK yang merupakan hamparan hutan hujan dataran rendah dengan letak strategis pada lintasan kawasan ekuator dan khatulistiwa sehingga merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi.
Balai TNK telah menggelar seminar sehari tumbuhan obat tersebut di Hotel Sintuk Bontang, Rabu (4/4), dengan pembicara dua pakar tumbuhan obat yakni Prof Evrizal AM Zuhud yang membahas materi pelestarian dan prospek pengembangan tumbuhan obat di Indonesia, serta Enos Tangkearung PhD yang menyajikan potensi, peluang dan tantangan pengusahaan obat-obatan herbal Kaltim.
Sedangkan seorang pembicara lagi dari BB POM Samarinda memberikan materi kebijakan dan prosedur pengusahaan tumbuhan obat.
Hadir dalam seminar itu antara lain Staf Ahli Walikota Muhamad Yani, perusahaan, Fahutan Unmul, Pecinta Alam, LSM, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Bappeda, siswa SMU, BB Penelitian Dipterokarpa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor.
"Perlunya ekspose potensi, peluang dan tantangan dalam pengembangan tumbuhan obat diharapkan mendukung optimalisasi fungsi TNK sebagai penyangga ekosistem kehidupan," ujar Asep Sugiharta.
Menurut Asep, tingginya potensi tumbuhan di TNK yang berpotensi sebagai tumbuhan berkhasiat obat saat ini belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal.
Sampai saat ini jenis tumbuhan obat baru dimanfaatkan secara tradisionil khususnya masyarakat suku Kutai, belum ada yang dikembangkan secara industri termasuk industri rumah tangga.
"Saya berharap melalui seminar ini ke depan ada kelompok yang berkecimpung dalam pengelolaan tumbuhan obat baik penelitian maupun pengusahaan, syukur-syukur tumbuh industri herbal di sekitar Taman Nasional Kutai," kata Asep. (*)
Baru Dua Obat Herbal Terdaftar di BB POM
Sabtu, 7 April 2012 14:26 WIB