Sangatta (ANTARA) - Semakin berkembangnya Kabupaten Kutai Timur bertambah pula distribusi air bersih yang dibutuhkan masyarakat, sadar akan hal itu, Pemerintah Kabupaten Kutim melalui PDAM Tirta Tuah Benua terus berupaya memaksimalkan pelayanan.
Jika melihat data, terhitung sejak 2012 sampai 2018 jumlah sambungan langsung pelanggan PDAM terus bertambah signifikan.
"2012 awalnya jumlah pelanggan hanya berjumlah 11.661 sambungan langganan (SL), tapi hingga akhir 2018 jumlahnya sudah mencapai 24.896 sambungan langsung," kata Pjs Direktur PDAM Tirta Tuah Benua Kutim Suparjan, belum lama ini.
Dia merinci berdasarkan klasifikasi pelanggan yang terdiri atas Rumah Tangga I, Rumah Tangga II, Rumah Tangga III, Rumah Tangga IV, Khusus, Sosial Umum, Sosial Khusus I, Sosial Khusus II.
Instansi Pemerintahan, Niaga Kecil, Niaga Besar I, Niaga Besar II, Niaga Besar III, Industri Kecil dan Mobil Tangki, jumlah sambungan pelanggan pertahun bervariasi.
Pada 2012 jumlah pelanggan sebanyak 11.661 SL, 2013 sebanyak 14.065 SL, 2014 (16.154 SL), 2015 (17.774 SL).
Suparjan menyatakan, peningkatan signifikan jumlah pelanggan PDAM terjadi diera kepemimpinan Bupati Ismunandar sejak 2016 jumlah pelanggan melonjak dari 17.774 menjadi 20.644 SL.
"Lonjakan jumlah pelanggan terus terjadi ditahun berikutnya yakni 2017 menjadi 23.262 SL hingga akhir 2018 mencapai 24.896 SL," katanya.
Dapat disimpulkan penambahan jumlah pelanggan dari 2012 sampai dengan 2018 sebanyak 13.235 SL., sementara itu berdasarkan penambahan jumlah pelanggan perhitungan persentase cakupan pelayanan PDAM Tirta Tuah Benua Kutim dari 2013 dari segi wilayah administrasi 16,66 persen dan segi wilayah teknis 29,06 persen.
Persentase meningkat dari tahun ke tahun terutama semenjak Bupati Ismunandar meningkatkan fokus konsentrasi tentang air bersih.
Pada 2014 capaian cakupan pelayanan wilayah administrasi 24,36 persen dan wilayah teknis 40,71 persen, 2015 cakupan pelayanan wilayah administrasi 26,69 persen dan wilayah teknis 43,26 persen.
Diera pelaksanaan Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu) 2016 capaian cakupan pelayanan wilayah administrasi 30,67 persen dan wilayah teknis 51,87 persen.
Di 2017 cakupan pelayanan wilayah administrasi 34,20 persen dan wilayah teknis sebesar 56,89 persen.
"Hingga akhir 2018 capaian cakupan pelayanan wilayah administrasi sebesar 32,37 persen dan wilayah teknis sebesar 55,16 persen," terang Suparjan. (hms3)