Samarinda,(ANTARA News Kaltim)- Nilai ekspor dari Provinsi Kaltim ke sejumlah negara tujuan pada November 2011 naik 11,77 persen atau menjadi 3,45 miliar USD, ketimbang bulan sebelumnya sebesar 3,09 miliar Dolar Amerika (USD).
Kenaikan November disebabkan meningkatnya ekspor migas sebesar 31 persen atau menjadi 1,62 miliar USD, dibanding pada Oktober 1,23 miliar USD.
Kenaikan itu dikatakan Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS), Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim), Achmad Zaini di Samarinda, Jumat.
Menurutnya, pada periode itu memang komoditi minyak dan gas (migas) mengalami kenaikan, namun untuk komoditi nonmigas justru menurun 1,33 persen, yakni dari 1,85 miliar USD pada Oktober menjadi 1,83 miliar USD pada November.
Rincian komoditi ekspor Kaltim berdasarkan peringkat tertinggi pada November 2011, antara lain untuk bahan bakar mineral senilai 3,270 miliar USD, lemak dan minyak hewani/nabati senilai 70,58 juta USD.
Kemudian komoditi kayu dan barang-barang dari kayu senilai 38,83 juta USD, bahan kimia anorganik 28,87 juta USD, pupuk 22,29 juta USD, bahan kimia organik 5,33 juta USD, mesin-mesin/pesawat mekanik 3,62 juta USD, dan ikan, krustasea serta invertebrate air lain sebesar 3,37 juta USD.
Sedangkan total nilai ekspor Kaltim mulai Januari hingga November 2011 mencapai 34,805 miliar USD. Rinciannya adalah untuk komoditi bahan bakar mineral sebesar 33,064 miliar USD.
Kemudian komoditi lemak dan minyak hewani/nabati senilai 448,46 juta USD, komoditi kayu dan barang-barang dari kayu senilai 377,66 juta USD, bahan kimia anorganik 402,39 juta USD.
Selanjutnya komoditi pupuk diekspor sebesar 245,16 juta USD, bahan kimia organik 125,71 juta USD, mesin-mesin/pesawat mekanik 30,59 juta USD, dan ikan, krustasea serta invertebrate air lain sebesar 43,72 juta USD.
Negara tujuan ekspor Kaltim yang tertinggi mulai Januari hingga November 2012 adalah Jepang senilai 11,552 miliar USD, disusul Republik Korea 5,799 miliar USD, China 4,608 miliar USD, Taiwan 3,484 miliar USD, dan India sebesar 2,91 miliar USD.(*)