Balikpapan, (ANTARA) - Jalan ruas di antara Km 6,3 hingga Km 11,6 di Kawasan Industri Kariangau (KIK) longsor di beberapa titik, material dari bukit di kanan jalan bila ke arah Terminal Peti Kemas Kariangau (TPK) runtuh dan memenuhi jalan sehingga mengganggu arus logistik dan orang
“Ini sebenarnya sudah cukup lama. Kami sudah mengirim surat ke provinsi untuk dilakukan penanganan tetapi hingga kini belum tuntas penyelesaian,” kata Direktur Utama Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Muhammad Basir, Rabu, KKT adalah pengelola TPK.
Dengan status jalan sebagai jalan provinsi, maka adalah kewajiban Provinsi Kaltim untuk menangani perbaikan jalan tersebut.
Sementara ini, dijelaskan oleh Basyir, kondisi tersebut sudah mengganggu arus barang dan orang. Truk-truk kontainer yang melewati jalur ini harus ekstra hati-hati, karena di beberapa titik di antara ruas Km 6,3 dan 11,6 jalan yang semula dua jalur hanya bisa dipakai satu jalur saja.
Namun demikian, “Kami berharap, kita tidak saling menyalahkan karena ini juga disebabkan alam. Tetapi mari kita bersinergi dan peduli sehingga ini bisa kita atasi secepatnya dan pergerakan ekonomi itu tidak terhambat,” kata Basir.
Hingga tahun 2018 aktivitas bongkar muat di TPK sudah mendekati 200 ribu TEUs. Sementara ini kebanyakan berasal dari perdagangan antarpulau, dan masih kurang dari sepuluh persen berasal dari perdagangan ekspor impor.
Perdagangan ekspor-impor itu diantaranya berasal dari program direct call, yaitu penyediaan kapal kargo khusus terjadwal untuk ekspor-impor tersebut."Peningkatan yang cukup signifikan sejak April 2018 lalu. Saat itu kami mulai dengan 20 kontainer," kata Basir. Beberapa lama kemudian sudah mencapai 70 kontainer dan terus bertambah.
Layanan ekspor direct call disediakan oleh Shanghai International Trade Center (SITC) sebagai mitra KKT. SITC memastikan satu kapal kargo setiap minggu merapat ke Terminal Peti Kemas Kariangau untuk mengambil muatan. Menurut Basir, peningkatan ini membuat manajemen KKT optimistis akan pertumbuhan ekspor dari Balikpapan.
Apalagi fasilitas direct call ini juga bisa dimanfaatkan tidak hanya pengusaha eksportir dari Kota Minyak, tapi juga dari kota-kota di sekitarnya. "Kami sangat terbuka. Semua fasilitas ada di Balikpapan," kata Basir.