Samarinda (ANTARA) - Kota Samarinda meraih capaian tertinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Kalimantan Timur, yakni mencapai 79,93 dengan pertumbuhan 0,59 persen atau menggambarkan pembangunan lebih baik dibanding daerah lain.
"IPM di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang merupakan gabungan dari 10 kabupaten/kota pada 2018 tercatat 75,83, dengan capaian tertinggi berasal dari Kota Samarinda," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.
Capaian IPM di Samarinda yang sebesar itu mengalami kenaikan 0,47 poin ketimbang IPM tahun 2017 yang tercatat 79,46.
Berada di peringkat kedua adalah Kota Bontang dengan IPM 79,86 dengan pertumbuhan 0,49 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, maka IPM di Bontang terjadi peningkatan 0,39 poin.
Kemudian berada di urutan tiga adalah Kota Balikpapan dengan IPM 79,81 poin, naik 0,8 ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar 79,01. Pertumbuhan IPM di Balikpapan pada 2018 tercatat 1,01 persen.
Selama periode 2017 hingga 2018, lanjutnya, seluruh kabupaten/kota di Kaltim mengalami peningkatan IPM, tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yakni Kota Balikpapan 1,01 persen, Kabupaten Kutai Timur 0,90 persen, dan Kabupaten Mahakam Ulu 0,88 persen.
Ia juga mengatakan, kemajuan pembangunan manusia di Balikpapan dan Kabupaten Kutai Timur didorong oleh peningkatan pada dimensi pendidikan serta perbaikan standar hidup layak.
Sementara di Kabupaten Mahakam Ulu, lebih dikarenakan dimensi ekonomi berupa peningkatan standar hidup layak bagi masyarakat di kawasan perbatasan dengan Malaysia tersebut.
Untuk kemajuan pembangunan manusia di Kota Bontang yang naik 0,49 persen, lanjutnya, tercatat paling lambat naiknya di Provinsi Kalimantan Timur selama periode 2017-2018.
"Pada 2018 terjadi perubahan ranking IPM kabupaten/kota di Kaltim, yakni IPM Samarinda menempati peringkat pertama yang melampaui IPM Bontang, padahal tahun sebelumnya Kota Bontang berada di peringkat pertama," ucap Atqo.
Perubahan ini disebabkan adanya kecepatan peningkatan Harapan Lama Sekolah di Samarinda yang lebih tinggi ketimbang peningkatan di Bontang, walaupun rata-rata lama sekolah di Samarinda masih sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan Bontang.