Jakarta (ANTARA) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal memperkirakan ada sekitar 50 ribu buruh yang bakal hadir di Senayan, Jakarta, untuk memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day pada 1 Mei 2019.
"Sampai tadi pagi, terkonfirmasi 50 ribu orang yang akan datang," kata Said Iqbal di Jakarta, Senin.
Berbeda dengan peringatan May Day tahun-tahun sebelumnya, peringatan May Day tahun ini tidak akan ada aksi long march. Kegiatan pun akan dipusatkan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sementara puluhan ribu massa yang akan hadir ke Senayan berasal dari tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
"Dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Serang, Banten dan Cilegon," katanya.
Said pun menyerukan agar peringatan May Day di provinsi-provinsi lain dilaksanakan di depan kantor gubernur masing-masing.
"Sudah terkonfirmasi aksi akan dilakukan di Surabaya, Batam, Lampung, Medan, Aceh, Makassar dan beberapa daerah lain," katanya.
Peringatan May Day 1 Mei 2019 nanti mengangkat tema "Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Damai".
Said menyebut ada tujuh isu yang akan disuarakan dalam aksi May Day yakni: mendesak agar PP Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan agar direvisi karena PP tersebut dianggap tidak berpihak pada kesejahteraan buruh.
KSPI juga mendesak agar dihapuskannya sistem alih daya (outsourcing) dan pemagangan yang berkedok alih daya, meminta agar manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun ditingkatkan.
SP itu juga mendesak agar tarif dasar listrik dan harga sembako turun, kesejahteraan guru, tenaga honorer serta pengendara ojek online ditingkatkan.
KSPI juga meminta pemerintah menegakkan demokrasi yang jujur dan damai, khususnya dalam kontestasi Pilpres 2019, dan terakhir, meminta agar kaum buruh ikut mengawal Form C1 di KPU wilayah masing-masing dalam rangka membangun demokrasi yang jujur dan damai.