Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Investasi yang masuk ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 2011 sebesar Rp13,641 miliar, atau naik sebanyak Rp5,760 miliar ketimbang tahun sebelumnya.
"Meningkatnya nilai investasi ke Kaltim merupakan hasil dari berbagai promosi yang dilakukan pemerintah daerah, yakni terkait potensi usaha yang masih terbuka lebar," ucap Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabiyanoor di Samarinda, Jumat.
Peningkatan PMDN ke Kaltim bukan hanya pada 2011, namun dari tahun-tahun sebelumnya juga meningkat, misalnya pada 2009 nilai investasinya Rp1.523 milliar, namun pada 2010 naik menjadi Rp7.881.
Sektor pangan dan perkebunan memberikan kontribusi investasi cukup besar karena sudah naik menjadi 27 persen, sementara untuk sektor jasa seperti penyewaan alat berat, sektor telekomunikasi dan transportasi menduduki posisi empat dan lima.
Sektor komoditi pangan dan perkebunan ini menjadi kebanggan karena sudah mampu naik, atau hampir mendekati sektor industri pertambangan dan kimia yang berada pada angka 30 persen.
Selain PMDN, Penanaman Modal Asing (PMA) juga meningkat, yakni pada 2009 sebesar 253 juta Dolar AS (USD), kemudian pada 2010 meningkat sebanyak 1,26 miliar USD. Namun investasi untuk PMA lebih banyak tertuju pada sektor pertambangan.
Peningkatan PMDN dan PMA yang cukup pesat di Kaltim, tidak dapat dipisahkan dari promosi yang semakin gencar, sehingga Kaltim memiliki daya tarik tersendiri bagi investor baik dalam negeri maupun investor asing.
Ditinjau dari sisi ketenagakerjaan, maka investasi PMDN dan PMA mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 463.012 orang lokal dan 3.749 orang tenaga kerja asing.
Sesuai dengan harapan gubernur dan semua pihak, lanjut dia, ke depan diyakini perekonomian Kaltim terus meningkat, pasalnya daerah itu telah ditetapkan sebagai salah satu dari enam Koridor Ekonomi Nasional (National Economic Coridor).
Selain itu, Kaltim telah ditetapkan pula sebagai klaster industri berbasis pertanian oleochemical di kabupaten Kutai Timur, dan industri berbasis gas kondensat di Kota Bontang. (*)