Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Investasi yang masuk ke Provinsi Kaltim baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) hingga semester pertama 2012 menempati posisi kelima secara nasional.
"Investasi Kaltim masih membanggakan karena berada di posisi lima dengan total senilai Rp10,8 triliun," ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kalimantan timur (Kaltim) ML Tobing di Samarinda, Selasa.
Dia merinci, untuk investasi PMDN posisi teratas adalah dari Jawa Timur dengan nilai Rp6,9 triliun, kedua DKI Jakarta dengan nilai Rp5,6 triliun, posisi ketiga Riau senilai Rp3,9 triliun, posisi empat Banten Rp3,8 triliun, dan posisi lima Kaltim dengan nilai Rp3,2 triliun.
Selanjutnya investasi dari PMA, menempati urutan pertama adalah Jawa Barat senilai 2 miliar dolar, DKI Jakarta 1,8 miliar dolar, Banten 1,4 miliar dolar, Jawa Timur 1,2 miliar dolar, dan Kaltim senilai 0,8 miliar dolar atau setara dengan Rp7,6 triliun sehingga total realisasi investasi yang masuk ke Kaltim Rp10,8 triliun.
Menurutnya, investasi dari PMDN yang masuk ke Kaltim di antaranya adalah sektor industri kimia dasar, farmasi, tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, transportasi, dan komunikasi.
Sedangkan investasi dari PMA yang terbanyak adalah sektor pertanian dalam arti luas, transportasi, dan komunikasi, batu bara, minyak dan gas (migas).
Dia juga mengatakan bahwa target investasi Kaltim hingga akhir 2012 mencapai Rp30 triliun, target itu diyakini bakal tercapai bahkan mungkin akan terlampau karena saat ini banyak investasi yang sudah masuk itu proyeknya masih dikerjakan dan sebagian lagi akan diresmikan.
Proyek tersebut antara lain yang dikerjakan PT Kaltim Nitrat Ind, PT Pertamina, PT Bakrie Power, PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, HTI, Kalimantan Rail, Semen Gresik, PT Bosowa, PT Dahana, dan PT Semoga Jaya.
Pihaknya ingin mengulang target yang dicapai dapat melebihi seperti 2011, yakni saat itu ditargetkan investasinya sebesar Rp20 triliun, sedangkan realisasinya justru sangat tinggi yang mencapai Rp28,32 triliun baik melalui PMDN maupun PMA. (*)