Sangata (ANTARA News Kaltim) - Pengurus Cabang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kutai Timur, Kalimantan Timur, berhasil meloloskan dua atletnya dari cabang olah raga gulat ke Pekan Olahraga Nasional XVIII 2012 di Riau.
"Dua atlet Kutai Timur dari cabang olahraga gulat dipastikan sudah lolos PON XVII 2012 Riau atas nama Kunohadi Saputera dan M Iqbal," kata Ketua Pengcab KONI Kutai Timur H Abdal Nanang, Jumat.
Menurut Abdal Nanang yang didampingi Sekretaris H Rudi Hartono, kedua atlet gulat Kutai Timur lolos bersama 12 atlet gulat Kalimantan Timur pada PON XVII 2012 Riau.
Pengcab KONI Kutai Timur berharap cabang olahraga gulat akan menjadi salah satu lumbung perolehan medali pada PON XVII 2012 Riau, karena kalau melihat prestasi selama ini atlet gulat cukup berhasil.
"Bahkan terakhir para Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pra PON di GOR Patriot Kodam IV Diponegoro, Semarang 2011, Kalimantan Timur keluar sebaga juara umum. Target PGSI Kaltim yang meloloskan 21 nomor tanding tercapai," kata Abdal Nanang yang juga mantan Ketua DPRD Kutai Timur.
Ia mengatakan, masih banyak waktu untuk atlet untuk terus menempah prestasi menyiapkan diri sebelum tampil di PON, dan memberikan yang terbaik bagi Kalimantan Timur.
Selain sudah meloloskan dua atlet gulat, cabang olahraga Wushu dan softball Kutai Timur yang tergabung dalam skuad Kalimantan Timur sudah memastikan lolos.
"Satu atlet dari Cabang olahraga Wushu dan tiga orang dari cabang olahraga softball sudah dipastikan lolos PON XVII 2012 Riau," kata Abdal Nanang, yang juga Ketua DPC Nahdatul Ulaman (DPC-NU) Kabupaten Kutai Timur periode 2011-2015.
Masih banyak cabang olahraga yang bisa meloloskan atletnya ke PON Riau, sebab hingga saat ini belum ada laporan masuk, karena masih mengikuti berbagai kejuaraan di daerah.
Menurut Abdal Nanang, ada beberapa Pengurus Cabang Olahraga yang berpeluang meloloskan atletnya ke PON XVII 2012 Riau yakni balap motor, tinju, senam, angkat berat dan beberapa cabang olahraga lainnya.
"Sampai sekarang ini masih terus mengirim dan mengikuti kejuaraan di daerah lain di Indonesia," kata Addal Nanang yang didampingi pengurus Pengcab KONI Kutai Timur Rudi Hartono dan Opniel Paembonan.
Dikatakan Rudi Hartono yang menjadi kendala dalam pembinaan adalah minimnya dana hibah dari APBD II Kutai Timur yang merosot dalam dua tahun terakhir ini.
Memang kendala sekarang adalah terkait dana hibah APBD II Kutai Timur, padahal kalau mengacu pada undang-undang, pembiayaan olahraga ini adalah kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan tingkatannya.
"Dalam hal ini Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan pembiayaan pembinaan itu secara terus-menerus dan berkecukupan. Artinya kecukupan itu tentu fleksibel, ada yang cukup angkanya sesuai kebutuhan masing-masing cabang olahraga," katanya. (*)