Sangata (ANTARA News Kaltim) - Pengurus Cabang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengeluhkan minimnya anggaran untuk tahun anggaran 2011 yang hanya sebesar Rp3 miliar.
"Dari dana Rp3 miliar itupun masih harus dibagi dengan olahraga profesional," kata Sekretaris Pengcab Koni Kutai Timur, Rudi Hartono, di Sangata, Kutai Timur, Rabu.
Menurut Rudi Hartono yang didampingi Bendahara Opnil Paembonan, saat ditemui di ruang kerjanya, anggaran Rp3 miliar yang diterima KONI itu berasal dari APBD murni sebesar Rp1 miliar dan Rp2 miliar dari APBD Perubahan 2011.
"Dana Rp2 miliar APBD Perubahan Tahun Anggaran 2011 itu diberikan lagi kepada olahraga profesional dalam hal ini tim Sepak Bola Kutai Timur (Persikutim) sebesar Rp750 juta, sehingga KONI Kutai Timur hanya mengelola Rp1.250 juta," kata Rudi.
Dijelaskan Rudi Hartono, Rp1.250 juta itu juga seharusnya sebagai dana pembinaan bagi 43 cabang olahraga, namun dikhususkan bagi cabang olahraga berprestasi saja.
Dia menambahkan, pihaknya hanya memberikan dana pembinaan bagi cabang olahraga yang sudah berprestasi selama ini, terutama cabang olahraga yang berhasil meloloskan atilitnya masuk ke Pekan Olahraga (PON) Pekanbaru 2012 dan SEA Games 2011 di Palembang.
"Memberikan dana atau anggaran bagi semua cabang olahraga, seperti selama ini, sulit bagi Koni, sebab anggarannya jauh berkirang dari tahun-tahun sebelumnya," katanya lagi.
Disebutkan atlet dan cabang olahraga yang berhasil melakukan pembinaan hingga mampu meloloskan atletnya dan pelatih ke PON dan SEA Games dan yang cukup berprestasi bela diri, renang, tinju, balap motor, angkat berat, dan senam.
"Sesuai dengan prestasi selama ini, diperkirakan dari 43 Cabor, yang layak mendapatkan anggaran hanya sekitar 20 cabang olahraga saja.
Rudi Hartono mengaku anggaran Koni Kutai Timur tahun 2011 paling sulit dengan anggaran hanya Rp3 miliar, padahal tahun 2006 sampai tahun 2010 anggarannya berkisar Rp8-10 miliar per tahun.
Kami tidak mengerti setelah kepengurusan yang baru ini dipegang oleh sipil justru alokasi anggaran dikurangi.
"Kepengurusan KONI Kutai Timur periode 2011-2014 adalah H Abdal Nanang, mantan Ketua DPRD Kutai Timur, sedangkan periode sebelumnya masih dijabat Kepala Daerah, itulah barangkali kenapa anggaran menurun," katanya.
Ia mengatakan, dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Timur, KONI Kutai Timur menempati urutan 13 dalam anggaran paling minim, hanya di bawah Kabupaten Tana Tidung.(*)