Samarinda (Antaranews Kaltim) - Puluhan pasien Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda dievakuasi dari bangunan gedung Rumah Sakit setelah terjadinya gempa pada Jumat sore.
Direktur RSUD AWS dr Rachim Dinata mengatakan ada sekitar 50 pasien telah dievakuasi melalui jalur darurat setelah gempa Jumat petang tadi.
"Perawat kami coba bantu tenangkan pasien bila terjadi gempa lagi, kita sudah siapkan jalur evakuasi darurat," kata Rahim kapada awak media di lokasi kejadian.
Ia mengatakan setelah satu jam para pasien sudah mulai tenang dan dibawa masuk ke ruang perawatan menyusul informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan gempa sudah menurun.
Paska kejadian saya langsung melakukan pengecekan di bangunan RSUD dan ternyata tidak ada kerusakan," katanya.
Gempa yang getarannya dirasakan di kota Samarina tersebut merupakan imbas dari peristiwa gempa di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa bumi berkekuatan 7,7 SR di Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah.
Berdasarkan pantauan dilapangan sejumlah pasien yang melakukan rawat di RSU tersebut, ketakutan ketika sejumlah barang di RSU bergetar dan ada sejumlah pasien yang berhamburan keluar dengan teriak- teriak telah terjadi gempa.
Mantan manajer timnas U-19 Roni Fauzan yang menjadi pasien di RSU tersebut turut berlarian meninggalkan gedung RSU tersebut.
Roni Fauzan mengaku takut ketika ruang rawat inap di lantai lima yang ditempatinya bergetar, dan dia langsung turun dan berupaya untuk menyelamatkan diri.
"Saya langsung turun melalui tangga darurat dengan berlari, bayangkan saya berlari dari lantai lima, pas dibawah langsung terasa pegal semua," kata Roni.
Selain pasien RSUD AWS, dampak gempa di Samarinda juga berimbas pada sejumlah fasilitas Hotel di Kota tersebut.
Sejumlah tamu Hotel di Kota Samarinda merasa khawatir dan belum berani memasuki kamar hotel, meski tidak ada gempa susulan. (*)