"Investasi hasil Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Kaltim berada di urutan 8, sementara untuk Penanaman Modal Asing (PMA) berada di peringkat 9," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah dihubungi di Samarinda, Minggu.
Menurut Diddy, berbagai lapangan usaha baik dari PMDN maupun PMA yang masuk ke 10 kabupaten/kota di Kaltim, antara lain sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan, industri makanan, kimia, perhotelan, reparasi, dan konstruksi.
Urutan peringkat per provinsi yang memperoleh investasi dari PMDN pada 2017 adalah DKI Jakarta di posisi pertama senilai Rp47,26 miliar dengan proyek yang dikerjakan sebanyak 659 paket.
Kemudian Jawa Timur di peringkat kedua dengan nilai Rp45,04 miliar untuk mengerjakan 1.491 proyek, Jawa Barat di peringkat ketiga dengan nilai Rp38,39 miliar untuk mengerjakan 1.211 proyek.
Posisi empat ditempati Jawa Tengah dengan nilai Rp19,86 miliar untuk mengerjakan 1.403 proyek, selanjutnya Provinsi Banten berada di posisi lima dengan nilai Rp15,14 miliar untuk mengerjakan 699 proyek.
Untuk investasi PMDN yang masuk ke Kalimantan Barat menempati posisi enam dengan nilai Rp12,38 miliar untuk mengerjakan 248 proyek, Sumatera Utara peringkat tujuh senilai Rp11,68 miliar untuk 307 proyek, dan Kalimantan Timur peringkat delapan dengan nilai Rp10,98 miliar untuk mengerjakan 197 proyek.
Sedangkan untuk investasi PMA urutan pertama ditempati Jawa Barat mencapai 5,14 miliar dolar AS pada 5.309 proyek, peringkat kedu DKI Jakarta dengan nilai 4,59 miliar dolar untuk mengerjakan 8.803 proyek.
Banten berada di posisi tiga dengan nilai 3,04 miliar dolar untuk mengerjakan 2.579 proyek, Jawa Tengah di peringkat keempat dengan senilai 3,37 miliar dolar dengan proyek yang dikerjakan sebanyak 955 paket.
Selanjutnya Provinsi Papua di peringkat kelima dengan investasi PMA 1,92 miliar dolar untuk mengerjakan 135 proyek, Jawa Timur di posisi enam dengan nilai 1,56 juta dolar untuk mengerjakan 1.750 proyek,.
"Berikutnya Sumatera Utara berada di posisi delapan dengan nilai 1,51 miliar dolar untuk mengerjakan 564 proyek, dan Provinsi KalimantanTimur berada di peringkat sembilan dengan nilai 1,28 miliar dolar untuk mengerjakan 340 proyek," katanya. (*)