Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Program Inovasi Desa (PID) yangdikeluarkan oleh pemerintah pusat, siap dimulai di Provinsi Kalimantan Timuryang dibuktikan dengan telah dilakukan pelatihan bagi Tenaga Ahli PemberdayaanMasyarakat (TAPM) dari semua kabupaten.
"PID inididesain guna melengkapi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa(P3MD)," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa(DPMPD) Provinsi Kaltim Muhammad Jauhar Efendi di Samarinda, Senin.
Hal itudiungkapkan Jauhar saat menjadi narasumber dalam pembukaan PelatihanPeningkatan Kapasitas para TAPM dari tujuh kabupaten di Kaltim. Acara pembukaanini juga dihadiri sejumlah pihak terkait dari sejumlah kabupaten.
Di antara tugaspara TAPM setelah mendapat pelatihan ini adalah memfasilitasi pemerintah desadan masyarakatnya, terutama untuk menyusun perencanaan yang berkualitas denganberbagai inovasi yang berkaitan langsung dengan peningkatan kesejahteraanmasyarakat desa.Pada tahap awal, lanjutnya, pelaksanaan PIDakan difasilitasi oleh Tenaga Pendamping Profesional P3MD, khususnya TAPM dikabupaten yang membidangi Teknologi Tepat Guna (TTG), bidang Pelayanan SosialDasar (PSD), dan Tenaga Ahli bidang Pengembangan Ekonomi Desa (PED).
Sebagailangkah awal menyiapkan hal itu, lanjut mantan Karo Humas Kaltim ini, makasekarang digelar pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga kedepan para TAPM ini mampu memfasilitasi, mensupervisi, dan mengendalikan pelaksanaanPID bersama dengan P3MD.
Ia menuturkanbahwa tujuan dari dimunculkannya PID adalah untuk menuju keberhasilan programprioritas yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan DaerahTertinggal dan Transmigrasi (PDTT) yang meliputi empat hal utama.
Empat hal itu,pertama adalah pengembangan kewirausahaan demi penguatan kelembagaan ekonomilokal, pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa, pengembangan produkunggulan desa atau kawasan perdesaan guna dinamisnya ekonomi desa.
Kedua,meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga diharapkan dalam jangkapendek kapasitas masyarakat desa meningkat, kemudian dalam jangka panjangmelalui kegiatan ini terjadinya investasi bidang pendidikan dan kesehatandasar.
Ketiga, pemenuhandan peningkatan infrastruktur pedesaan, khususnya yang secara langsungberpengaruh terhadap perkembangan perekonomian desa dan yang berdampak sosialkemasyarakatan, termasuk pengembangan sarana dan prasarana olahraga.
"Keempatadalah pemenuhan kebutuhan air untuk mendukung pertanian sebagai basis kulturalekonomi desa. Model ini akan dikembangkan melalui inisiasi dan fasilitasiperencanaan desa, sehingga mampu menyediakan sarana dan prasarana desa,"tutur Jauhar. (*)