Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal
puasa Ramadhan 1438 Hijriah/2017 Masehi jatuh pada 27 Mei merujuk hasil
perhitungan astronomi ahli falak salah satu organisasi Islam terbesar
Indonesia itu.
"Karena posisi hilal saat itu berada di sekitar tujuh derajat. Sudah
tinggi," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti saat dihubungi
dari Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan keputusan tersebut merujuk pada hasil "hisab hakiki
wujudul hilal" Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Menurut Muti, posisi ketinggian bulan baru atau hilal yang tinggi
itu memungkinkan terlihat mata telanjang. Kemungkinan besar awal puasa
2017 versi Muhammadiyah dengan pemerintah akan sama.
Pemerintah, kata dia, biasanya menetapkan posisi minimal hilal
sesuai metode rukyat adalah lebih dari dua derajat di atas ufuk guna
memenuhi unsur keterlihatan bulan oleh mata.
"Pemerintah walaupun menggunakan rukyatul hilal biasanya di atas 4
derajat itu hilal sudah terlihat. Bahkan ada pendapat kalau dua derajat
sudah rukyat," kata dia.
Kendati ada kesamaan awal Ramadhan Muhammadiyah dan pemerintah, Muti
mengatakan delegasi Muhammadiyah akan tetap menghadiri sidang itsbat
yang diadakan oleh Kementerian Agama dengan beberapa syarat sesuai
prinsip kemaslahatan musyawarah.
Syarat pertama, kata dia, proses sidang itsbat tidak disiarkan
langsung oleh media kecuali untuk pengumuman hasil musyawarah.
Berikutnya, kata Muti, jika terjadi perbedaan pendapat maka harus
dimasukkan ke dalam pertimbangan pengambilan keputusan agar tidak ada
pendapat kelompok tertentu yang merasa diabaikan. (*)
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 27 Mei
Rabu, 15 Maret 2017 12:27 WIB