Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, membutuhkan dana sekitar Rp50 miliar untuk menangani abrasi di wilayah pesisir pantai di daerah itu.
"Kami ajukan permohonan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana karena ada dana kedaruratan untuk abrasi di instansi itu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Dahrul ketika ditemui di Penajam, Senin.
Anggaran yang diusulkan sekitar Rp50 miliar tersebut akan digunakan untuk membangun beton berbentuk ring guna mencegah abrasi atau pengikisan di pesisir Pantai Corong akibat gelombang laut.
"Dari kajian penanggulangan abrasi di Pantai Corong diperlukan dana sekitar Rp50 miliar, kami hanya mengusulkan dan besaran bantuan yang akan disalurkan itu tergantung BNPB," ujar Andi Dahrul.
Menurut dia, abrasi di pesisir Pantai Corong yang berada di Kelurahan Tanjung Tengah Kecamatan Penajam semakin memprihatinkan sehingga perlu dilakukan pembangunan beton berbentuk ring untuk mencegah abrasi agar tidak mengenai rumah penduduk sekitar.
Dari pantuan lapangan, abrasi yang terjadi di sejumlah wilayah pesisir pantai di Kabupaten Penajam Paser Utara semakin parah sehingga membutuhkan penanganan serius.
Abrasi yang terjadi tersebut, membuat jarak garis pantai dengan pemukiman warga dan jalan raya semakin dekat.
Diperkirakan abrasi tersebut terjadi antara 30 meter hingga 50 meter dengan panjang ratusan meter.
Gelombang besar setiap tahun melanda pesisir pantai menjadi penyebab utama terjadinya abrasi.
Dari panjang garis pantai di wilayah Penajam Paser Utara yang mencapai berkisar 272 kilometer, wilayah Pantai Corong, wilayah pantai Tanjung Tengah, pesisir Kampung Baru, Sungai Parit, Nipah-Nipah, Sesulu dan Api-Api, serta wilayah pesisir pantai Babulu Laut mengalami abrasi cukup parah.
Pada 2016, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mendapat anggaran sekitar Rp17 miliar untuk menangani abrasi dari APBN.
"Anggaran itu digunakan untuk pembangunan bronjong sepanjang satu kilometer di pesisir pantai Desa Sesulu hingga Api-Api, Kecamatan Waru," ucap Andi Dahrul.
Bronjong atau susunan anyaman kawat baja tersebut berbentuk kotak dengan lubang segi enam, sebagai pengikat atau memperkuat tumoukan batu.
Daratan yang terkikis di kawasan pesisir pantai itu dalam setahun mencapai delapan hingga 15 meter, bahkan ada beberapa rumah sudah terkena dampak abrasi tersebut.
"Selain usulkan untuk pembuatan beton berbetuk ring di Pantai Corong, pada tahun ini (2017) kami juga akan usulkan anggaran untuk melanjutkan pemasangan bronjong karena masih ada beberapa meter di sepanjang pesisir pantai Desa Sesulu hingga Api-Api yang belum dipasang bronjong," tambah Andi Dahrul. (*)