Jakarta (ANTARA News) - Langkah PT Pertamina menunjuk PT Wijaya Karya (Wika) untuk menggarap penyiapan area pembangunan proyek revitalisasi kilang unit V Balikpapan di Kalimantan Timur dan pembangunan "jetty", dapat meningkatkan nilai tambah serta berdampak positif bagi kepentingan nasional.
"Kerja sama Pertamina dengan Wika merupakan sinergi antar-BUMN yang secara nilai tambah potensinya bagus. Meski bukan bisnis utamanya di kilang, saya yakin pasti bisa ditangani Wika," kata pengamat energi dari Reforminer Institute di Jakarta, Komaidi Notonegoro di Jakarta, Kamis.
Menurut Komaidi, Wika harus menunjukkan kinerja yang baik dalam proyek kilang Balikpapan sehingga diharapkan bisa dilanjutkan untuk proyek "refinery development master plan" (RDMP) lainnya.
Selain Kilang Balikpapan, Pertamina juga akan merevitalisasi tiga kilang lainnya, yakni Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Kilang Dumai di Riau, dan Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat.
Untuk revitalisasi Kilang Cilacap, Dumai dan Balongan, Pertamina akan menggandeng Saudi Aramco. Sementara untuk Kilang Balikpapan, Pertamina menggarapnya sendiri tanpa bermitra dengan perusahaan lain.
Sekretaris Perusahaan PT Wika, Suradi mengatakan pihaknya ditetapkan sebagai pemenang lelang pekerjaan penyiapan area pembangunan proyek RDMP refinery unit V Balikpapan dan pembangunan jetty konstruksi baru berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi dan verifikasi yang dilakukan Pertamina sesuai surat bernomor 025/LPJ/RDMP-RP/2016 pada 1 November 2016. Nilai proyek yang diperoleh Wika sebesar Rp552,45 miliar.
"Kami mengharapkan agar proyek ini dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, tepat kualitas, tepat mutu dan nol kecelakaan untuk mendukung pembangunan secara fisik proyek RDMP RU V Balikpapan," ungkap dia.
Suradi meyakini bahwa upaya dan kerja sama yang baik dari semua pihak akan berdampak pada hasil yang kelak akan diperoleh. "Pemahaman, frekuensi dan cita-cita yang sama guna membangun negeri melalui sinergi BUMN untuk negeri, rasanya akan menjadi modal yang sangat berharga mewujudkan proyek ini," kata dia.
Setelah kesepakatan Pertamina dengan Wika, tahap pembangunan infrastruktur kilang ditargetkan akan dimulai pada akhir Juli 2017 dan rampung akhir September 2019.
Kilang Balikpapan saat ini memiliki kapastias 260 ribu barel per hari (bph). Dengan adanya revitalisasi kapasitas kilang akan meningkat sebesar 100 ribu bph menjadi 360 ribu bph.
Menurut Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi selain kapasitas, kompleksitas kilang Balikpapan juga akan meningkat. Saat rampung kilang Balikpapan akan mampu mengolah bahan bakar minyak (BBM) dengan "research octane number" (RON) di atas 92 dan mampu memproduksi BBM dengan standar kualitas euro 5.
"Produk utamanya nanti bisa produksi gasoline RON 92 ke atas. Pada akhirnya ada standar bisa mengolah bahan bakar dengan standar euro 5 di tahap kedua. Untuk tahap pertama masih euro 2," jelas Rachmad. (*)