Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Balikpapan menjamin darah yang diberikan donor melalui PMI sudah steril dari virus, kuman, dan penyakit.
"Apalagi kami sekarang juga punya peralatan yang lebih canggih untuk mendeteksi darah yang terinfeksi penyakit," kata Ketua PMI Cabang Balikpapan Muhammad Arfan di Balikpapan, Selasa.
PMI Balikpapan kini mempunyai alat screening (pemindai) darah dengan metode Nucleid Acid Testing (NAT). Tes itu mendeteksi keberadaan virus melalui jejak DNA dan RNA virus tersebut.
Hasil pemeriksaannya berupa suatu pernyataan ditemukan atau tidak ditemuan DNA atau RNA virus. Pada kasus HIV, misalnya, ditemukan DNA atau RNA virus HIV berarti terinfeksi, dan bila tidak ditemukan atau tidak terdeteksi, maka tidak terinfeksi.
DNA adalah deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribosa nukleat merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Demikian pula RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat yang merupakan makromolekul dengan fungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
Selain virus HIV, metode NAT juga bisa dengan cepat menemukan Virus Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sipilis.
"Pada sampel darah dari donor yang kami tangani, virus Hepatitis C yang paling banyak," kata Muhammad Arfan.
Darah yang tercemar, katanya, tentu saja langsung dimusnahkan.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.
Kepada penderita atau pendonor akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit dan melaporkan dirinya ke Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.
"Bagi mereka yang menderita atau mengidap satu dari empat jenis penyakit menular ini akan diberikan konseling oleh PMI," kata Arpan.
Dia mengatakan NAT adalah teknologi yang baru diterapkan beberapa kota di Indonesia. Di luar Jawa, baru Bali dan Balikpapan yang menerapkan teknologi itu.
Dia mengatakan khusus penderita demam berdarah dengue (DBD) yang memerlukan hanya trombosit, maka PMI Balikpapan saat ini sudah memiliki perangkat Apheresis.
"Apheresis ini penerapan teknologi medis berupa proses pengambilan salah satu komponen darah dari pendonor melalui suatu alat atau mesin Apheresis," kata Arpan.
Pada prosedur donor apheresis, komponen darah yang diambil hanyalah komponen yang diperlukan misalnya platelet atau trombosit (thrombocyte). Komponen darah lainnya dikembalikan lagi ke dalam tubuh donor saat itu juga.
"Alat ini mampu menghasilkan satu kantong trombosit yang setara dengan 10 kantong trombosit dari pendonor biasa," kata Arpan. (*)
PMI Balikpapan Jamin Darah Steril Dari Penyakit
Selasa, 4 Oktober 2016 8:03 WIB