Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sri Lestari Nusyirwan mengatakan, Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda ibarat Super Market Barang Rongsokan, karena dijadikan tempat pembuangan sampah.
"Tadi setelah saya menyusuri SKM dan memungut sampah di kolong rumah warga di bantaran sungai, bukan main, di situ banyak barang rongsokan yang dibuang ke sungai, ada tilam, lemari, popok, ban, dan lainnya. Ini sungguh memilukan," kata Sri di Samarinda, Rabu.
Hal ini bisa terjadi lantaran budaya masyarakat yang keliru sejak dulu hingga kini, yakni kebiasaan membuang semua perkakas rumah tangga yang tidak terpakai, lantas dilempar begitu saja ke sungai, seolah sungai adalah tempat sampah.
Untuk memutuskan budaya membuang sampah ke sungai, ke parit, maupun ke tempat lain yang tidak semestinya, sebagai Ketua Forum PAUD Samarinda, ia telah lama mengajak kepada para bunda PAUD untuk mengajarkan ke anak didik tentang membuang sampah di tempat sampah.
Itu merupakan salah satu cara untuk memutuskan budaya yang tidak benar, karena para anak usia dini tersebut ke depan akan tumbuh menjadi remaja, dewasa, dan berkeluarga, sehingga mereka bisa berkembang menjadi orang yang cerdas dan paham tentang keseimbangan lingkungan.
Saat ini, katanya, pendidikan karakter terutama mengenai lingkungan yang diantaranya jangan membuang sampah ke sungai, terus diajarkan kepada siswa PAUD di Samarinda, sehingga dari pengalaman yang ada, anak-anak yang kemudian menegur orang tuanya di rumah ketika mereka membuang sampah sembarangan.
Menurutnya, hal itu merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh di lingkungannya, sedangkan cara lain yang akan dilakukan untuk membebaskan SKM dari tempat pembuangan sampah, pihaknya akan memberi masukan kepada pemerintah untuk menerapkan Perda Nomor 2 tahun 2011 tentang larangan membuang sampah sembarangan.
Ia juga menilai SKM bisa dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, karena ekowisata di Samarinda sangat minim sehingga SKM merupakan potensi besar yang harus dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat setempat dan kemajuan Samarinda.
Apalagi saat ini sudah ada LSM Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda yang selain aktif memungut sampah, juga aktif membangun wisata untuk SKM.
"Saya salut dengan GMSS-SKM Samarinda karena gencar mengkampanyekan larangan membuang sampah ke SKM sekaligus memberi contoh memungut sampah. LSM ini merupakan embrio membangun ekowisata, jadi memang harus kita dukung bersama," kata Sri Lestari.(*)
Ketua PAUD: SKM Ibarat Super Market Rongsokan
Rabu, 24 Agustus 2016 20:21 WIB