Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail memberikan motivasi kepada keluarga kru "tugboat" atau kapal tunda Charles yang disandera kelompok bersenjata Filipina kelompok Abu Sayyaf.
"Kedatangan saya ke sini (Sungai Lais) untuk memberikan motivasi dan dukungan moril kepada keluarga kapal tunda Charles agar mereka sabar dan tabah menghadapi masalah ini," ujar Nusirwan Ismail kepada wartawan saat mengunjungi Posko Keluarga ABK Kapal Tunda Charles Korban Penyanderaan Abu Sayyaf di Sungai Lais, Samarinda, Senin sore.
Selain Elona, istri Robin Piter, jurumudi kapal tunda Charles, pada kunjungan Wakil Wali Kota Samarinda tersebut juga terlihat hadir Dian Megawati Ahmad, istri Ismail (Mualim I), Risna, keluarga Muhammad Sofyan (Oliman) serta Abdul Muis dan istrinya, orangtua Ferry Arifin (nahkoda).
Kepada keluarga kapal tunda Charles, Nusyirwan Ismail juga meminta mereka selalu berdoa agar seluruh sandera dapat segera dibebaskan.
"Saya yakin, pemerintah dan perusahaan terus melakukan berbagai upaya untuk membebaskan para sandera. Kita hanya bisa berdoa agar mereka dapat segera pulang dan berkumpul kembali bersama keluarga," kata Nusyirwan Ismail.
Pada kesempatan itu, Nusyirwan Ismail memberi kesempatan kepada para keluarga kapal tunda Charles untuk menyampaikan keluhan.
Kepada Wakil Wali Kota Samarinda, Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles meminta pemerintah setempat mendesak pemerintah pusat untuk segera membebaskan sandera.
"Masalah ini merupakan kewenangan pemerintah pusat dan saya yakin pemerintah telah melakukan berbagai langkah, tetapi tentunya tidak semua upaya tersebut bisa disampaikan ke publik. Tetapi, apa yang menjadi harapan ibu Dian Megawati akan kami tindak lanjuti," tutur Nusyirwan Ismail.
Ditanya wartawan terkait komitmen Pemerintah Kota Samarinda melakukan pendampingan terhadap keluarga kapal tunda Charles, Nusyirwan Ismail mengaku pemerintah setempat terus memantau perkembangan kasus tersebut.
Bahkan ia menyatakan Pemerintah Kota Samarinda telah menyiapkan psikolog untuk memberikan konseling kepada keluarga kru kapal tunda Charles tersebut.
"Tentunya, kami terus melakukan pendampingan bahkan sudah ada psikolog yang memberikan konseling kepada mereka," ujar Nusyirwan Ismail.
Sementara, dari pantauan wartawan sejak kasus penyanderaan tujuh kru kapal tunda Charles terungkap pada 22 Juni 2016, tidak pernah terlihat psikolog yang melakukan pendampingan kepada keluarga sandera.
Bahkan, setelah kedatangan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang ke Sungai Lais untuk bertemu dengan keluarga kapal tunda Charles dan pihak perusahaan, tidak satupun pejabat pemerintah setempat yang datang ke Posko Keluarga ABK Kapal Tunda Charles Korban Penyanderaan Abu Sayyaf di Sungai Lais.
Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina.
Namun, saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo, mereka dicegat oleh dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).
Kemudian kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), serta Muhammad Robin Piter (juru mudi).
Hingga batas waktu pembayaran uang tebusan yang diminta kelompok Al Habsy Misaya yakni sebesar 250 juta Peso pada 15 Agustus 2016, pemerintah masih terus berupaya melakukan pembebasan terhadap tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera sejak 20 Juni 2016. (*)
Nusyirwan Beri Motivasi Keluarga Kru "Tugboat" Charles
Senin, 15 Agustus 2016 20:30 WIB
Kedatangan saya ke sini (Sungai Lais) untuk memberikan motivasi dan dukungan moril kepada keluarga kapal tunda Charles agar mereka sabar dan tabah menghadapi masalah ini,"