Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anjungan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta merupakan media bagi daerah untuk mempromosikan kekayaan budaya hingga pariwisata. Akan tetapi kondisi tersebut tidak tercermin pada anjungan Kaltim di TMII. Hal itu ditemukan ketika Komisi IV DPRD Kaltim melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pengelola TMII Gedung Nusantara, Selasa (26/7).
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Zain Taufik Nurrohman mengatakan seharusnya interior yang ada di anjungan harus benar-benar dibuat semenarik mungkin dan yang paling penting harus menampilkan berbagai kerajinan bermotif etnik Kaltim.
Hal ini dimaksudkan guna menarik minat banyak pengunjung sekaligus memberikan pemahaman tentang kekayaan budaya di Kaltim, sebagai bentuk promosi guna menarik sebanyak mungkin wisatawan ke daerah.
Zain, menambahkan kritikan terhadap kondisi anjungan itu datang dari masyarakat Kaltim sendiri, salah satunya persatuan tokoh adat yang kecewa terhadap kondisi fisik bangunan anjungan yang tidak mencerminkan ciri khas Kaltim.
“Intinya bagaimana setiap orang yang ketika berkunjung kesan pertama yang dirasakan adalah ketertarikan terhadap berbagai kerajinan daerah yang dipajang. Kemudian kesenian yang ditampilkan, sehingga mereka merasa benar-benar berada di Kaltim,†tutur Zain didampingi Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal Assegaf, dan Dody Rondonuwu, serta sejumlah anggota Komisi IV seperti, Yahya Anja (Wakil Ketua), Rita Artaty Barito (Sekretaris), Mursidi Muslim, Hermanto kewot , Sokhip, Muhammad Adam, Selamet Ari Wibowo, Ahmad Rosyidi dan Sekretaris Dewan Achmadi.
Dianjutkan, apabila dilaksanakan dengan baik dan maksimal maka diharapkan akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke daerah sehingga akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan iklim investasi. â€Sesegara mungkin pihak pengelola anjungan untuk bersurat kepada Gubernur Kaltim untuk diprioritaskan dalam penganggaran mengingat anjungan sebagai sarana garda terdepan ciri khas daerah,†tutur Zain.
Hal senada disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Muhammad Adam. Dia menuturkan adat Kaltim harus tetap dipertahankan keasliannnya dan anjungan Kaltim sebagai ikon daerah apabila sudah diubah sudah menyalahi ciri khas kedaerahan.
Adam, menambahkan banyak persoalan menjadi masalah internal yang mana anjungan Kaltim sama sekali tidak mencerminkan budaya Kaltim tanpa memperhatikan kaidah maupun norma adat setempat.
"Banyak material di Kaltim, sejenis ulin untuk sirap yang merupakan ciri khas Kaltim sehingga dapat menciptakan kondisi yang membangun kembali bentuk yang mencerminkan ciri khas daerah, dan hal ini tidak terlepas adanya perencanaan, koordinasi dan pengelolaannya" ucap Adam.
Menanggapi hal itu Direktur TMII, Sulistyo Tirtokesuma menjelaskan secara kuantitas sudah cukup memadai namun, kualitas masih perlu diperbaiki dengan mengapresiasi atas kepedulian masyarakat Kaltim khususnya anggota Komisi IV DPRD Kaltim.
Pihaknya, mengaku mengapresiasi terhadap saran dan kritik dari komisi IV sebagai bentuk representasi masyarakat yang menginginkan agar anjungan menjadi lebih baik lagi ke depannya, sekaligus mengharapkan dukungan untuk itu.
“Alhamdulillah, ini merupakan masukan yang baik sekaligus petanda bahwa rakyat Kaltim peduli terhadap kemajuan anjungan. Serta mohon dukungan semua pihak agar tujuan dari adanya anjungan dalam mempromosikan daerah bisa maksimal,†jelas Sulistyo didampingi Koordinator Anjungan TMII Sigit Gunarto.(Humas DPRD Kaltim/adv)