Balikpapan (ANTARA kaltim) - Meski kinerja Pelabuhan Peti Kemas Kawasan Industri Kariangau (KIK) yang dikelola PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) mengalami penurunan akibat lambatnya pergerakan ekonomi global, prospek investasi atas perusahaan patungan antara Pemerintah Pusat dan Pemprov Kaltim melalui perusda Melati Bhakti Satya (MBS) ini dinilai lebih menjanjikan.
Khususnya jika dibandingkan rencana Pemprov Kaltim membuka lahan industri singkong dengan nilai investasi sebesar Rp 125 milliar.
Seperti diungkapkan Anggota Pansus LKPj Gubernur Wilayah Selatan Gunawarman, Kamis (24/06), usai mendengar penyampaian Direktur Keuangan dan SDM PT KKT Gusti Sadri terkait pendapatan bersih perusahaan yang diperkirakan lebih dari Rp 150 miliar setiap tahunnya.
"Paling tidak, ada skala prioritas yang dapat kita perjuangkan, sehingga penyertaan modal yang dilakukan Pemprov, dapat memberikan sumbangsih positif terhadap PAD Kaltim," ungkap Gunawarman, mengingat rencana investasi Pemprov Kaltim ke industri singkong, dinilai tidak terlalu mendesak.
Menanggapi pernyataan politikus dari Partai Keadilan Sejahtera tersebut, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Hafidz Lahiya pun angkat bicara. Menurutnya PT KKT memang sangat membutuhkan dukungan penuh Pemprov Kaltim, sehingga rencana pengembangan fasilitas bongkar muat PT KKT dapat berjalan lebih optimal. "Ke depan, Terminal Kariangau ini akan dijadikan Hub (penghubung) bagi Kaltim dan Kaltara. Bahkan dari Palu dan Pantoloan juga ekspornya semua akan dikirim dari sini," terangnya.
Pernyataan Hafidz ini didukung upaya Direktur Utama PT KKT yang dikabarkan tengah mengurus izin baru ke Direktorat Jenderal Perhubungan laut (DJPL). Mengingat PT KKT saat ini hanya mengantongi izin kontainer. Sementara setelah lebaran tahun ini PT KKT direncanakan akan melayani bongkar muat dari kapal ke kapal, dengan target minimal 10 ribu ton atau 1.500 box perbulan, sehingga dapat memacu perekonomian daerah.
Kabid Prasarana dan Pengembangan Wilayah Bappeda Kaltim Yusliando yang turut mendampingi Pansus pun menilai bahwa Pemprov Kaltim saat ini cukup selektif dalam melakukan investasi.Meski begitu Yusliando menyambut positif rencana PT KTT.
"Kalau memang investasi di sini (PT KTT) kemudian memberikan nilai pendapatan yang bertambah bagi Pemprov Kaltim, bisa jadi pertimbangan untuk dilakukan penyertaan modal melalui APBD," kata Yusliando. Mengingat kondisi perekonomian daerah yang melemah beberapa tahun terakhir. (Humas DPRD kaltim/adv)
KKT Prosfektif Dibanding Singkong.
Minggu, 26 Juni 2016 21:23 WIB