Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan pihak terkait menambah empat kapal feri baru untuk rute Balikpapan-Penajam guna meningkatkan pelayanan arus mudik menjelang Lebaran agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
"Setiap tahun kapal feri Balikpapan-Penajam selalu ditambah karena jumlah pengguna jasa penyeberangan kendaraan terus meningkat," ujar Kabid Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Murjani di Samarinda, Jumat.
Misalnya, kata dia, pada Lebaran 2014 jumlah feri di Pelabuhan Feri Kariangau itu hanya 10 unit, kemudian pada 2015 ditambah dua unit sehingga menjadi 12 unit, dan pada Hari Raya Idul Fitri 1437 H atau Lebaran 2016 ini ditambah empat lagi sehingga menjadi 16 armada feri.
Tahun lalu, lanjutnya, dari 12 kapal yang ada dilakukan penerapan 10:2, yakni 10 kapal melayani bongkar muat kendaraan dan dua kapal lainnya bersiaga untuk menunggu giliran hari berikunya. Pola itu diterapkan setiap hari.
Namun kini, kapal yang disiapkan sudah sebanyak 16 armada, sehingga pola yang diterapkan dalam melayani angkutan lebaran adalah 12:4, tetapi jika keadaan sewaktu-waktu diperlukan atau jika terjadi antrean panjang, maka bisa saja semua kapal yang ada dioperasikan untuk melayani arus mudik maupun arus balik lebaran.
Berdasarkan jumlah kapal yang siap dan pola penerapan yang dilakukan, maka ia meyakini tidak akan terjadi penumpukkan mobil, truk, maupun bus di Pelabuhan Feri Kariangau baik dari Kota Balikpapan menuju Penajam atau arah sebaliknya.
"Arus mudik lebaran tahun ini tidak akan ada lagi penumpukkan atau antrean panjang kendaraan, karena jumlah kapal feri sudah ditambah. Selain itu, di Pelabuhan Kariangau maupun di Pelabuhan Penajam masing-masing sudah terdapat dua dermaga," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lanjut Murjani, jumlah penumpang dan kendaraan yang memanfaatkan Pelabuhan Feri Karingau akan membludak pada H-5 atau lima hari menjelang lebaran sampai dengan H-1, kemudian pada H+1 jumlah penumpang mulai padat lagi, yakni untuk arus balik warga setelah berlebaran di kampung halaman.
"Ada juga warga justru berangkat ke kampung halaman pada H+1. Hhari pertama mereka berlebaran di lokasi kerja baik di Samarinda maupun Balikpapan, kemudian pada hari ke dua mereka berlebaran ke kampung halaman baik ke Penajam, Paser, maupun ke Provinsi Kalimantan Selatan," ucap Murjani. (*)