Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hingga kini masih mengalami darurat air bersih meskipun hujan sudah sering mengguyur wilayah setempat.
"Ketinggian muka air Waduk Manggar masih belum aman. Masih berkisar pada 4,95-4,98 meter," kata Direktur PDAM Tirta Manggar Balikpapan Haidar Effendi di Balikpapan, Senin.
Bahkan pada ketinggian 5 meter pun, lanjjtnya, PDAM masih berhemat dengan memproduksi hanya separuh dari kapasitas terpasang 900 liter per detik, sehingga mengakibatkan sebagian warga tidak mendapat air bersih karena PDAM memberlakukan giliran.
"Bila keadaan penuh, ketinggian air di Waduk Manggar bisa mencapai 12 meter lebih. Dengan luas genangan mencapai 403 hektare, waduk tersebut menampung 14,2 juta meter kubik air. Volume air itu cukup hingga enam bulan tanpa hujan," tambahnya.
Selain itu, PDAM Balikpapan juga memiliki 30 sumur dalam sebagai penambah air baku.
Pemerintah Kota Balikpapan saat ini melakukan pengembangan dan pembuatan untuk penampungan air, antara lain Bendungan Teritip, Bendungan Wain, Embung Aji Raden, Embung Wain 1-3, rencana sumur dalam, dan pembuatan sejumlah bendungan pengendali banjir.
Namun demikian, PDAM dianggap tidak melakukan tindakan teknis yang memadai untuk menambah jumlah cadangan air baku untuk diolah menjadi bersih bagi Balikpapan.
"Padahal sudah dari dulu diketahui Waduk Manggar itu waduk tadah hujan, yang prediksi hujannya non teknis," kata Didiek Anggrat dari Balikpapan Urban Forum.
Balikpapan Urban Forum adalah wadah diskusi para pemerhati Kota Balikpapan yang membahas banyak persoalan kota melalui media sosial.
Pemkot Balikpapan dan PDAM pernah berniat mengambil air Sungai Mahakam, juga air Sungai Telake di Penajam Paser Utara dan disalurkan dengan pipa ke Waduk Manggar atau ke instalasi pengolah air yang akan dibangun untuk kebutuhan itu.
Pemkab Penajam Paser Utara pernah juga menawarkan air dari Waduk Lawe-lawe yang kapasitasnya mencapai 84 juta meter kubik.
Sungai Mahakam berjarak sekitar 100 kilometer arah utara Balikpapan, sedangkan Sungai Telake ada di selatan Kota Minyak dan Waduk Lawe-lawe sekitar 70 kilometer selatan Balikpapan.
"Tidak pernah dijalankan lagi niat menyalurkan air Sungai Mahakam, atau Sungai Telake di Penajam. Mungkin itu juga mahal, tapi begitu proyek selesai dan air mengalir ke Waduk Manggar masalah air baku ini akan selesai. Pasti juga akan lebih murah ketimbang menawarkan air laut," tambah Didiek.
Ide yang berkembang saat ini adalah desalinasi air laut tersebut yang memerlukan investasi hingga Rp67 miliar untuk membuat fasilitas desalinasi dengan kapastias 7.000 meter kubik per hari. Bila sudah jadi, air akan dijual seharga Rp15.000 per kubik.
Ide desalinasi ini didorong sepenuhnya oleh Dewan Pengawas PDAM dan sejauh ini sudah ada dua perusahaan yang tertarik menanamkan modalnya.
Salah satu perusahaan itu adalah PT Inti yang dimiliki Aliong, yang juga dikenal sebagai pemilik Hotel Sagita, dan satu perusahaan lagi milik pengusaha Hashim Djojohadikusumo.
"Berpikirnya rumit, seperti menawarkan air laut. Memang itu mungkin, tapi dengan teknologi hari ini masih mahal dan belum bisa banyak," timpal Agus Supriyanto, seorang karyawan perusahaan migas. (*)
Balikpapan Masih Darurat Air Bersih
Senin, 21 Maret 2016 23:05 WIB