Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekitar 1.000 anggota TNI yang menjaga perbatasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menjadi guru di berbagai jenjang pendidikan.
"Selain tugas utama menjaga keutuhan NKRI, rekan-rekan di perbatasan sekaligus menjadi guru baik untuk jenis pendidikan formal, nonformal, maupun pendidikan informal," ujar Kepala Penerangan Komando Resort Militer (Korem) 091/Aji Surya Natakesuma Samarinda Mayor Infanteri Ahmad Sobirin di Samarinda, Senin.
Jumlah TNI yang menjadi guru tersebut terdiri dari dua batalyon. Masing-masing batalyon terdapat 450 personel sehingga total mencapai 900 personil.
Jumlah itu masih ditambah sekitar 100 personel yang tersebar di sejumlah pos perbatasan negara mulai Kabupaten Nunukan hingga Kabupaten Mahakam Ulu.
Mereka yang bertugas di pos perbatasan ini juga merangkap menjadi guru.
Rutinitas TNI di perbatasan yang menjadi guru tersebut sudah berlangsung sejak lama dan ditularkan turun-temurun, mulai dari TNI sebelumnya yang mengakhiri tugasnya di kawasan perbatasan kemudian digantikan anggota yang baru dan begitu seterusnya.
Menurutnya, setiap sembilan bulan selalu ada pergantian personel baru.
Pihaknya sudah mengetahui anggota mana yang cocok mengajar di pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Apabila ada prajurit yang memiliki basis agama, maka akan mendapat tugas tambahan menjadi guru agama di jalur pendidikan formal, bisa juga ditugaskan di pendidikan informal seperti guru mengaji dan sejenisnya.
"Banyak juga prajurit kami yang lulusan pondok pesantren, jadi mereka inilah yang cocok sebagai guru mengaji di pendidikan informal maupun menjadi guru agama di sekolah formal di semua jenjang," katanya.
Menurutnya, rangkapnya tugas TNI dilakukan karena di kawasan perbatasan dan kawasan terpencil memang masih kekurangan guru, padahal anak-anak bangsa membutuhkan pendidikan layak, sehingga TNI harus turun membantu meningkatkan SDM anak bangsa.
"Dalam pembinaan TNI ada istilah Perwira Pembina Mental (Pabintal), jadi dalam Pabintal ini sudah dilakukan pemetaan perwira mana saja yang cocok mengajar di jenjang tertentu maupun jenis pendidikan tertentu," kata Ahmad Sobirin. (*)
1.000 TNI Perbatasan Menjadi Guru
Selasa, 15 Maret 2016 18:01 WIB