Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak enam orangutan diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu.
Selanjutnya ke-6 kera besar tersebut akan dibawa dengan truk menuju Nyaru Menteng di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kata Dr. Jamartin Sihite, Chief Executive Officer Borneo Orang Utan Survival Foundation (CEO BOSF), di Balikpapan, Rabu.
Ia menjelaskan, "Mereka ini orangutan yang dikembalikan dari Thailand. Kami bawa ke Nyaru Menteng sebab berdasar pemeriksaan DNA, mereka orang utan Kalimantan Tengah atau Pongo pygmaeus wurmbii,
Pemulangan ke Kalimantan Tengah adalah bagian dari kegiatan yang berlangsung sejak September, Oktober, dan November 2015. Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan 16 orangutan (Pongo pygmaeus) dari luar negeri kembali ke Indonesia.
Dalam rombongan pemulangan tersebut, terdapat dua bayi orangutan berkelamin betina yang diberi nama Puspa (10 bulan) dan Moza (3 tahun). Kedua bayi dipulangkan dari Kuwait, sebuah negeri kecil kaya minyak di Timur Tengah.
"Dari pemeriksaan DNA, kami ketahui Puspa orangutan sumatra atau Pongo pygmaeus abelii," kata Sihite.
Dari tujuh individu orangutan Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii), empat di antaranya dipulangkan dari Thailand dan satu merupakan sitaan dari upaya penyelundupan di Bandara Soekarno-Hatta.
"Para orangutan ini masih harus direhabilitasi sebelum bisa dilepasliarkan lagi ke hutan," katanya.
Hal itu, kata dia, membuat Puspa harus berpisah dengan dua bayi orangutan lain, yaitu Moza yang juga dikembalikan dari Kuwait dan Junior yang disita di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Ketiga orangutan tersebut bersama dengan empat orangutan yang dikembalikan dari Thailand. Selama ini, binatang itu dirawat di Fasilitas Karantina milik Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor.
Puspa akan diserahterimakan kepada Sumatra Orangutan Conservation Programme (SOCP) yang berpusat di dekat Medan, Sumatera Utara, yang dipimpin oleh Dr. Ian Singleton.
"Moza, Junior, serta dua pasang orangutan ibu dan anak yang dikembalikan dari Thailand akan dibawa ke BOSF di Nyaru Menteng, dekat Palangkaraya," kata Sihite.
Pemulangan binatang itu melibatkan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE, FORINA (Forum Orangutan Indonesia), BOSF, Taman Safari Indonesia, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan juga Sriwijaya Air.
Di sisi lain, Sihite mengaku risau sebab dalam kasus Puspa dan Moza, kedua orangutan diselundupkan ke Kuwait dengan maskapai komersial, berarti melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.
Ia memandang perlu ada komitmen yang lebih besar dari semua pihak untuk menghentikan perdagangan satwa liar.
"Kekurangan komitmen itu yang membuat Puspa dan Moza terdampar di Kuwait," kata Sihite.
Seiring dengan Tahun Monyet dalam almanak Tionghoa, Sihite berharap komitmen dan upaya hukum untuk memberantas perdagangan satwa liar itu dikuatkan kembali.
Menurut dia, jalur preventif dan represif dijalankan secara maksimal. Artinya, faktor pencegahan dengan melindungi satwa di kawasan prioritas harus benar-benar dilakukan, sementara penegakan hukumnya harus tegas sebagaimana memberantas peredaran narkoba dan senjata api.(*)