Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Dengan harga minyak yang terus turun, Total Indonesie mempertimbangkan lagi rencananya untuk mengebor 40 sumur baru di Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
"Target 40 sumur di 2016 itu dengan dasar perhitungan harga minyak 50 dolar AS per barel," kata Vice President Field Operations Total Exploration and Production Indonesie (TEPI) John Anis di Balikpapan, Selasa.
Namun demikian, saat ini harga minyak sudah menyentuh level 32 USD per barel. "Mau tidak mau kami harus menghitung ulang," lanjut Anis.
Bagian dari penghitungan ulang itu, jumlah rig atau menara pengeboran yang dioperasikan pun dikurangi hingga separuhnya. Dari 6 rig di tahun 2015 lalu, menjadi hanya 3 di 2016.
"Satu rig di lepas pantai dan 2 di rawa-rawa di Delta Mahakam," kata Anis lagi.
Sampai tahun 2014 lampau, Total Indonesie masih mengebor hingga 111 sumur baru untuk mempertahankan produksi di tingkat 66.400 barel minyak per hari dan 1.750 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari gas.
Pada tahun itu, di lapangan Bekapai dan Handil di Blok Mahakam Total Indonesia mengembangkan fase 2A dan 2B. Fase 2A adalah pembuatan sumur-sumur baru dan Fase 2B pemasangan pipa tambahan baru untuk mempercepat pengiriman minyak dan gas dari sumur ke fasilitas pengolahan di Senipah, Samboja, 60 km utara Balikpapan.
Lapangan minyak Bekapai adalah yang pertama kali dikembangkan Total EP Indonesie di Blok Mahakam pada tahun 1972. Kemudian gas ditemukan di Lapangan Tunu dan Tambora.
Hingga kini TEPI sudah bekerja di Blok Mahakam selama 43 tahun. Pada 2017 nanti kontraknya untuk mengelola blok tersebut dengan pemerintah Indonesia akan berakhir. Blok Mahakam akan dikelola Pertamina mulai 1 Januari 2018.
"Sampai saatnya nanti tiba, kami akan terus bekerja maksimal untuk memenuhi target-target yang diwajibkan pemerintah," kata John Anis. (*)