Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Para legenda bulu tangkis Indonesia hadir di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, untuk melakukan pencarian bakat-bakat pemain muda dalam acara Seleksi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum yang digelar 6-9 Mei 2015.
Dipimpin Manajer PB Djarum Fung Permadi, sejumlah legenda yang hadir antara lain juara Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma, kemudian Maria Fransiska, Denny Kantono, Kartono, dan Hastomo Arbi. Mereka menjadi pemandu bakat (talent scouting) di GOR Hevindo, Jalan MT Haryono, Balikpapan.
"Kami ingin melihat bakat-bakat hebat dari Balikpapan dan sekitarnya untuk menerima beasiswa bulu tangkis Djarum," kata Permadi.
Sebagai pebulu tangkis yang berkiprak di awal dekade 1990-an, Fung Permadi pernah merajai turnamen Eropa dengan menjadi juara di Jerman Terbuka 1990 dan Swiss Terbuka 1993.
Atlet yang diseleksi adalah usia 13 tahun ke bawah dan usia 15 tahun ke bawah. Setelah lolos uji teknik dasar yang disebut "screening", para peserta akan masuk tahapan turnamen.
"Turnamen dengan sistem gugur. Yang kalah akan tersingkir," kata Fung Permadi.
Ditambahkan oleh Alan Budikusuma, selain teknik, para legenda akan menilai banyak aspek lain dari para peserta, seperti semangat bertanding, kegigihan dan sikap pantang menyerah, serta sportivitas juga menjadi hal yang diamati.
"Jadi, mungkin saja meski kalah dalam pertandingan, tapi karena punya mental bagus, yang bersangkutan bisa kita anugerahi `supertiket`," sebut Alan Budikusuma yang menikah dengan Susi Susanti, juga juara Olimpiade 1992 di bagian putri.
Namun demikian, perlu kesepakatan keenam legenda untuk mendapatkan tiket yang meloloskan pemain ke babak final di Kudus, Jawa Tengah, pada 4-6 September mendatang.
Sampai menjelang Selasa malam sudah terdaftar sebanyak 140 orang peserta. Selain dari Balikpapan, peserta audisi juga berasal dari Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, bahkan juga ada yang dari Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada saat yang sama juga berlangsung seleksi serupa di Jember, Jawa Timur. Di kota ini, tim Djarum juga mengirimkan sejumlah legenda lainnya, yaitu juara dunia Christian Hadinata, juara All England Liem Swie King, juara dunia Joko Supriyanto, Yuni Kartika, Maria Kristin, dan Sigit Budiarto.(*)