Bontang (ANTARA Kaltim) - Penurunan dana bagi hasil minyak dan gas untuk Provinsi Kalimantan Timur pada tahun ini akibat melemahnya harga minyak dunia yang berada pada kisaran 50-60 dolar AS per barel, dipastikan ikut memengaruhi alokasi dana program tanggung jawab sosial perusahaan migas.
Kepala SKK Migas Kalimantan Sulawesi Naswar Nasar saat penandatanganan pedoman perlintasan jalur pipa gas dari Handil Muara Badak ke Bontang, Senin (20/4), mengatakan belum mengetahui pasti berapa penurunan DBH migas tersebut.
"Kemungkinan akan terjadi penurunan DBH (dana bagi hasil) migas, karena saat ini terjadi penurunan harga minyak dunia dari 90 dolar AS per barel menjadi sekitar 50-60 dolar AS per barel," ujarnya.
Selain memengaruhi DBH, penurunan harga minyak dunia juga dipastikan bakal berdampak terhadap alokasi dana CSR dari sejumlah perusahaan migas yang ada di Kaltim.
Naswar mengaku belum bisa memastikan proyeksi penurunan DBH maupun anggaran CSR migas tersebut.
"Untuk besaran yang akan dikurangi, belum diketahui berapa persen. Sekarang kami sedang mengevaluasi, tapi akan tetap dikurangi," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Adi Darma berharap SKK Migas memperhatikan alokasi CSR dari seluruh perusahaan migas yang beroperasi di Kaltim, termasuk di Kota Bontang.
Menurut ia, selama ini kontribusi CSR dari perusahaan migas belum banyak dirasakan warga Kota Bontang.
"Dana CSR perusahaan migas di Bontang belum sepenuhnya dirasakan masyarakat, sehingga jika nilainya diturunkan, tentu akan semakin kecil dampaknya bagi warga kota Bontang," ujarnya. (Adv/*)